INTISARI KEHIDUPAN
RUDI ALEXANDER REPI
Buku intisari kehidupan  ini adalah merupakan Kumpulan catatan  pinggir mengisi kekosongan saat menunggu pesawat berangkat, saat antri  mendapatkan secangkir coklat susu di counter Starbug, lagi termenung di Ruang Toilet bandara, saat menatap kosong ruang kamar dikala sendiri, kala menunggu mahasiswa untuk kuliah, merangkum percakanan tokoh politik  diacara METRO TV, TV One, terilhami acara hitam Putih Dedy Cobuser, acara… testimoni Wiranto di TV ……. Percakapan singkat dengan Jokowi di terminal 2F Soeta… Diskusi 2 jam dengan Wiranto di Lounge ….. Bandara Soeta….. Ketika Saya tertarik dengan pikiran-pikiran anak saya Andhika Alexander Repi (KandI) yang ditulisnya dalam Bloknya Kandi”s yang sengaja saya sarikan dalam tulisan buku saya ini……  yang penulis tuliskan dari buku ini adalah merupakan inti dari sari kehidupan berdasarkan pengalaman, amatan dan telaahan selama berkelana dalam kehidupan



[Type sidebar title]

 [Type the sidebar content. A sidebar is a standalone supplement to the main document. It is often aligned on the left or right of the page, or located at the top or bottom. Use the Drawing Tools tab to change the formatting of the sidebar text.].]

[Type sidebar title]

 [Type the sidebar content. A sidebar is a standalone supplement to the main document. It is often aligned on the left or right of the page, or located at the top or bottom. Use the Drawing Tools tab to change the formatting of the sidebar text.].]

tulisan pertama....sebentar lagi pilkada ... nyusul pilpres...

Seakan Mau adu cepat, disatu sisi rakyat diimbau agar jangan golput, satu suara sangat berharga untuk bangsa dan Negara. Apa dinyana suara rakyat yang sering diumbar sebagai  suara Tuhan dengan gamblang disodomi oleh oknum yang ditunjuk untuk mengemban amanat pengumpul dan penghitung suara Tuhan…
Apa kata Tuhan jika suaranya disodomi oleh oknum kaki tangan mahluk ambisius yang menang  tak bermartabat, asal menang  entah dengan cara apapun,
Penyelenggaraan pemilahan Umum merupakan titik awal dalam membangun legitimasi pemerintahan yang demokratis, Pemilu, pilpres merupakan  sarana bagi rakyat dalam rangka menentukan pilihan bagi wakil-wakilnya dalam lembaga perwakilan,  entah itu ditingkat kabupaten/Kota, propinsi maupun Tingkat Nasional, perwakilan daerah serta menentukan kepemimpinan nasional yang berkeadilan, jujur  dan  demokratif.
                Namun dinamika yang terjadi jauh dari panggang harapan, rivalitas yang terjadi antar Partai bukan lagi  sekedar adu  konsep serta adu program, namun  yang terjadi adalah saling memfitnah, saling  mengumbar borok lawan politik, belum lagi terjadi pertarungan individu antar partai, tekel saling menjegal, disatu sisi kekuatan uang mendominasi jual beli suara dalam pemilihan legislative, rakyat dididik untuk cinta uang, rakyat diarahkan untuk memilih calon yang memberi banyak, dari yang memberi sedikit dan  tidak memberi sama sekali,  namun membawa konsep perubahan.
                Dalam suasana runyam  seperti ini akan sulit bagi rakyat untuk memilih figure yang akan membawah amanahnya dengan hati dan nurani yang hanya tertuju kepada rakyat, tetapi...... Putus dulu ya. tulisannya... ini lagi ada pemaparan....

Komentar

  1. Bagus Sekali. Menginspirasi. Joss.

    BalasHapus
  2. Ya benar Prof satu suara menentukan masa depan bangsa dan negara. Mereka menghalalkan segala cara untuk mendapatkan sebuah jabatan bahkan yang tanpa mereka sadari jabatan bukanlah segalanya tapi yang terpenting bagaimana seorang Pemimpin yang bisa memimpin mengarahkan masyarakat ke arah yang lebih baik. Luar biasa Prof sangat menginspirasi. Ditunggu lanjutannya Prof. Terima Kasih Prof

    BalasHapus
  3. Dalam politik, hal seperti ini sudah dianggap hal yang lumrah. Pasti akan selalu ada cara untuk tetap mempertahankan kedudukan. Ya harapannya kedepan, semoga jauh lebih baik dari pilkada-pilkada yang sebelumnya. Di tunggu kelanjutannya prof.

    BalasHapus
  4. Inilah yang namanya kehidupan... Ada yang ingin cepat berhasil tanpa ingin lewati susahnya proses, sehingga semua cara bisa dihalalkan. Apresiasi bagi orang yang berhasil atas kerja kerasnya. Semoga pemimpin-pemimpin bangsa kedepannya lebih banyak orang yang mau berhasil atas dasar kerja kerasnya.. Termasuk kita kita yang sekarang ada di zaman ini..
    Mantap Prof. Di tunggu kelanjutannya

    BalasHapus
  5. Politik itu kotor, kata kata anak desa yang ternyata zaman sekarang terbukti kebenarannya...
    Rakyat memilih calon yang memberi uang yang banyak dengan alasan "ambil uangnya saat ini karena kalau mereka sudah duduk di kursi nyaman mereka tidak mempedulikan rakyat"..
    Tapi masih ada cahaya kecil yaitu generasi saat ini yang bisa jadi agen perubahan, terlebih para calon guru yang sedang duduk di bangku pendidikan ajarilah generasi ke generasi untuk menjadi Generasi untuk indonesia Hebat

    Oleh: Ezra Sherend Ondang (18507030)

    BalasHapus
  6. Pemilihan umum di era sekarang ini memang banyak mengalami keganjalan. hal itu mungkin dikarenakan karena adanya politik yang tidak baik dari berbagai pihak yang menyebabkan orang-orang atau masyarakat mengalami dilema dalam memilih pemimpin yang benar. oleh sebab itu sebagai masyarakat yang bail, bijaksanalah dalam memilih pemimpin kita yang benar-benar menjalankan tanggung jawabnya sesuai kewajibannya.
    Semoga Tuhan memberkati 🙏

    PARAMITHA PENANTA
    NIM : 18507026

    BalasHapus
  7. Di dalam dunia politik sekarang banyak oknum-oknum yang ingin menduduki jabatan dengan cara apapun

    Maka dari itu kita sebagai rakyat biasa jangan muda terpengaruh oleh apapun yang mereka janjikan karena belum tentu mereka menempati janji mereka..
    Pilihlah pemimpin yang memiliki jiwa yang bertanggung jawab
    (Fidela Tandek_18507014)

    BalasHapus
  8. Saya ingin bertanya, ini sesuai dengan pengalaman saya waktu SMK dulu, kepala sekolah saya dulu merupakan kader partai PDI-PERJUANGAN setelah pemilihan Bupati dan Wakil Bupati yg terpilih adalah kader dari PAN, nah waktu itu kepsek kami sempat di Non-job tanpa alasan yang jelas, yang jadi pertanyaan, apakah pelengseran kepsek itu ada kaitannya dengan politik??? Dan apakah ada cara lain yg dapat dilakukan agar hal seperti itu tidak terjadi lagi di kalangan pendidikan? Mohon bantuan jawabannya ��

    Nama : Anjelina Maatita
    Nim :: 17 507 007

    BalasHapus
    Balasan
    1. pertanyaan yang bagus sekali...
      ijinkan saya jga untuk memberi tanggapan..

      menurut saya hal di atas sering terjadi, praktek memanfaatkan kekuasaan politik dilakukan, nepotisme dipraktekan.. dgn menyepelehkan org yg profesional (walaupun berasal dari kalangan partai politik) karena berbeda partai lantas dilengserkan.. mental” seperti ini tentunya harus dipangkas dan diberhentikan dalam setiap praktek birokrasi pemerintahan negera kita. para pemimpin harus bijak dalam mengambil keputusan dan merangkul semua kalangan untuk sama sama membangun Indonesia.

      Hapus
  9. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  10. saya juga memikiki beban yg sama dengan proff, dimana pemilu sbg sarana demokrasi sekarang ini cenderung mendidik masyarakat untuk cinta uang karena praktek money politic yg sering terjadi. pertanyaan saya, bagaimana solusi untuk membasmi praktek politik uang ini dalam setiap ajang kontestasi pemilu? kebanyakan kasus, sudah terjadi dahulu baru diusut kasusnya, menurut saya hal ini kurang efektif, apakah ada langkah preventif yg efektif untuk mencegah terjadinya praktek politik uang di Indonesia?

    terima kasih

    Andre Torar (NIM: 19507102)

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

UJIAN Tengah Semester PBuPB

UJIAN AKHIR PROGRAM SEMESTER

SILABUS MK EVOLUSI