BELAJAR PSIKOLOGI

 BELAJAR PSIKOLOGI

Komentar

  1. NAMA : APRILIA TILAAR
    NIM : 19507028
    PRODI : PENDIDIKAN BIOLOGI
    MATA KULIAH : PSIKOLOGI BELAJAR A
    TUGAS : AMATI DUA DAUAN DALAM SATU TANGKAI KEMUDIAN CARILAH PERBEDAANNYA
    (WARNA,KARAKTER,SIFAT DAN BENTUK)


    Daun bagian kiri & Daun bagian kanan

    Jika dilihat secara langsung kedua daun tersebut memiliki beberapa perbedaan antara lain :
    1. Ukuran
    Daun yang berada di sisi sebelah kanan berukuran lebih panjang dari pada dengan daun yang berada disisi sebelah kiri. Serta daun yang berada disebelah kanan lebih lebar daripada daun yang ada disebelah kiri

    2. Warna
    Daun yang berada di sisi kiri memiliki warna hijau muda pada tepian daun tetapi daun yang disebelah kanan tidak.

    3. Karakter
    Kedua daun memiliki karakter yang berbeda menyangkut dengan garis-garis abstrak yang terdapat pada seluruh bagian daun.

    Meskipun terlihat sama tetapi kedua daun memiliki perbedaan dari beberapa sifat seperti yang sudah disebutkan diatas. Begitu pula halnya dengan sifat dan karakter makluk hidup dalam hal ini peserta didik. Setiap peserta didik memiliki sifat dan karakter yang berbeda sekalipun mereka adalah anak kembar. Anak kembar pun pasti memiliki perbedaan walaupun mereka satu rahim, sama halnya dengan 2 lembar daun dalam 1 tangkai. Perbedaan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti faktor hereditas dan lingkungan atau pergaulan.
    Terimakasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pelaksanaan dan pemaparan yang memadai... ayo bagaimana dengan mahasiswa yang lain ... silahkan kirimkan hasil kerja anda..

      Hapus
  2. Nama : Crescentia Mishi Juniorita Ngangi
    NIM : 19 507 024
    Dosen : Prof. Dr. Rudi A. Repi, M.Sc
    dr. Anita Tengker, M.Kes

    PSIKOLOGI BELAJAR
    Tugas 1
    Mencari 2 helai daun dalam satu tangkai, di foto kemudian identifikasi perbedaan-perbedaannya!


    Saya mengamati daun sirsak di depan rumah
    Identifikasi Perbedaan
    Morfologi :
    - Daun yang disebelah kiri berukuran lebih kecil dan berwarna hijau pucat
    - Daun yang disebelah kanan berukuran lebih besar dan berwarnaa hijau daun semestinya
    - Tepi daun sebelah kiri berbentuk daun ideal pada umumnya, sedangkan yang disebelah kanan bagian atas agak sedikit berbentuk seperti buah alpukat.
    - Tampak dari belakang tulang daun sebelah kiri lurus, sedangkan yang sebelah kanan agak berbelok sedikit tulang daunnya

    Lewat hasil pengamatan ini, disimpulkan bahwa masing-masing makluk hidup tidak ada yang sama persis. Bahkan 2 helai daun yang berasal dari 1 tangkai yang sama pun tetap ada perbedaannya. Maka kedepan ketika kita menjadi seorang pendidik harus mengerti pula tentang perbedaan dan keberagaman tiap individu. maka tidak boleh menilai dari satu arah atau sudut pandang saja, apalagi menyamakan setiap peserta didik.
    terima kasih

    BalasHapus
  3. Nama : Gita P. Ginting
    NIM : 19507033
    Semester : 3 (tiga)
    Prodi : Pendidikan Biologi
    Mata Kuliah : Psikologi Belajar

    ~Tuliskan Perbedaan 2 helai daun dalam satu tangkai beserta gambarnya?



    Perbedaan nya terdapat pada:
    *Ukuran
    1.Lebar daun tampak jelas berbeda,daun yang sebelah kiri tampak lebih besar daripada daun yang sebelah kanan.
    2.Panjang daun juga tampak berbeda,daun yang sebelah kiri lebih panjang daripada daun sebelah kanan
    3.Luas daun juga berbeda,daun yang lebih panjang dan lebih lebar memiliki luas yang lebih besar.begitu juga sebaliknya.
    4.Tangkai pada daun juga berbeda daun yang sebelah kiri yang memiliki panjang,lebar dan luas lebih besar memiliki tangkai yang lebih panjang pula,begitu juga sebaliknya.
    *Karakter daun
    Meskipun sekilas 2 helai daun dalam 1 tangkai tampak sama tapi jika diperhatikan dengan teliti Karakter pada daun berbeda,garis garis pada daun terlihat berbeda.
    Sama halnya dengan makhluk hidup lainnya,2 orang yang tampak samapun pasti memiliki perbedaan misalnya bayi kembar sekalipun.

    BalasHapus
  4. Nama: Felly Tia Anggrionesari
    NIM:19507068
    PRODI:PENDIDIKAN BIOLOGI
    MK:PSIKOLOGI BELAJAR
    TUGAS:MENGAMATI 2 HELAI DAUN PADA SATU TANGKAI DAN AMATI PERBEDANNYA


    PERBEDAAN PADA 2 HELAI DAUN DALAM 1 TANGKAI IALAH:
    1. Dari segi warna daun: helai daun pertama berwarna kuning, sedangkan helai daun yang satu berwarna hijau.
    2. Dari segi bentuk daun: helai daun yang verwarna kuning bentukny melengkung, sedangkan helai daun yang berwarna hijau tidak melengkung, bentuknya tidak beraturan dan lonjong.
    3. Dari segi permukaan daun:helai daun berwarna kuning memiliki banyak titik berwarna cokelat pada permukaan daun, sedangkan helai daun berwarna hijau hanya sedikit.

    Jadi kesimpulannya:
    Bahwa 2 helai daun pada 1 tangkai sekalipun memiliki perbedaan. Sama seperti pada peserta didik memiliki banyak perbedaa sekalipun mereka kembar baik itu dari segi inteegensi (IQ) mereka, minat dan bakat, dan juga kepribadian. Karena itulah perlunya seorang pendidik mempelajari mengenai psikologi pendidikan.

    Terima kasih🙏

    BalasHapus
  5. NAMA : MELINDA GABRIELA LENGKONG
    NIM : 19507066
    PRODI : PENDIDIKAN BIOLOGI
    MATA KULIAH : PSIKOLOGI BELAJAR A
    TUGAS : MENGAMATI 2 DAUN DALAM SATU TANGKAI KEMUDIAN CARILAH PERBEDAANNYA (UKURAN,BENTUK,WARNA)

    JAWAB :
    Saya mengamati daun Cengkeh.
    Daun sebelah kiri & sebelah kanan.

    1. Ukuran.
    Daun di sisi kanan ukurannya lebih panjang daripada daun di sisi kiri.

    2. Bentuk.
    Daun di sisi kiri bentuknya terlipat pada bagian atas daun sedangkan daun di sisi kanan terlihat normal.

    3. Warna.
    Daun yang di sisi kiri memiliki warna yang lebih muda atau hijau, tapi daun yang di sisi kanan memiliki warna yang lebih tua atau kuning.

    Dalam pengamatan tersebut dapat disimpulkan bahwa semua makhluk hidup berbeda-beda terlebih khusus manusia. Bahkan anak kembar pun akan tetap berbeda entah dari wajah atau kepribadian, karena adanya faktor lingkungan dan genetika. Begitu juga dengan daun tersebut walaupun berada dalam satu tangkai tetap memeliki perbedaan karena adanya faktor lingkungan dan hereditas.
    Terima kasih.

    BalasHapus
  6. Nama: Ivana Ruth Christy Silangen
    Nim: 19507055
    Prodi: Pendidikan Biologi
    Mata Kuliah: Psikologi Belajar A
    Tugas : Amati Dua Daun Dalam Satu Tangkai Kemudian Carilah Perbedaanya

    Saya mengamati Daun Jeruk Nipis.
    Daun sebelah Kiri dan sebelah Kanan:
    -Ukuran: Daun sebelah kiri lebih kecil dibandingkan Daun sebelah kanan, serta Daun yang sebelah Kanan lebih lebar dan besar.
    -Warna: Daun sebelah kiri lebih kuning sedangkan yang sebelah Kanan warnanya lebih hijau dan tidak berwarna kuning
    -Karakter Daun: Daun sebelah kiri memiliki garis daun yang agak tidak terlalu kelihatan permukaannya sedangkan Daun sebelah kanan memiliki garis daun yang kelihatan dan memanjang di permukaan Daun.
    Kesimpulannya: Bahwa setiap makhluk hidup memiliki perbedaannya masing-masing walaupun kita terlahir bersama atau bisa disebut kembar tetapi memiliki karakteristik yang berbeda, sama halnya dengan 2 helai Daun dalam satu tangkai pun memiliki perbedaan yang berbeda. Terima kasih.

    BalasHapus
  7. Nama : Cintia Anjelina Br Sembiring
    Nim : 19507046
    Mata Kuliah : Psikologi Belajar A
    Semester : 3
    Prodi : Pendidikan Biologi
    Tugas : Mencari perbedaan 2 helai daun dalam satu tangkai
    Daun kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.)

    Perbedaan 2 helai Daun kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.) dapat dilihat dari Karakter dan Struktur morfologi daun A dan B tersebut
    Antaralain :

    1.Warna Daun
    A•Hijau Tua
    B•Hijau tua dan sedkit Kuning (Ditepi daun)

    2.Ujung Daun Meruncing
    A•Keatas
    B•Kekiri

    3.Lebar Daun
    A•Lebih lebar dibanding Si B
    B•Lebih kecil dibanding Si A


    4.Tangkai Daun
    A•Lebih panjang
    B•Pendek

    5.Pertulangan Daun
    A•Lebih sedikit
    B•Lebih banyak

    6.Jumlah Gerigi Daun
    A•18
    B•19

    7.Ibu Tulang Daun
    A•Terlihat Kekiri
    B•Kekanan

    Jadi kesimpulannya :
    Sekilas jika kita melihat nya terlihat sama namun sebenarnya banyak perbedaan yang dapat kita ambil/lihat dari dua helai daun dalam satu tangkai yang smaa .Karena setiap daun pasti memiliki karakter yang berbeda sama seperti siswa dan mahasiswa memiliki karakter yang berbeda- beda maka dari itu guru harus mengenal dan mengetahui karakter yang di miliki siswa/mahasiswa nya.

    BalasHapus
  8. NAMA : EUPRASIA GALLA'
    NIM : 19507062
    PRODI : PENDIDIKAN BIOLOGI
    MATA KULIAH : PSIKOLOGI BELAJAR A
    TUGAS : AMATI DUA DAUN DALAM SATU TANGKAI KEMUDIAN CARILAH PERBEDAANNYA
    Perbedaan Pengamatan saya tentang Daun kopi sebelah kiri dan daun kopi sebelah kanan yaitu
    1. Warna
    Warna daun kopi sisi sebelah kiri cenderung memiliki warna ketuaan atau hijau tua Sedangkan di sisi kanan berwarna hijau muda
    2. Daun kopi sisi sebelah kiri berukuran lebih panjang dari pada daun disisi sebelah kanan.Serta daun yang berada disebelah kiri lebih lebar daripada daun yang ada disebelah kanan
    3.Bentuk
    Bentuk daun kopi sisi kiri pinggir daunnya sedikit berombak sedangkan sisi kanan memiliki pinggir lebih berombak.
    Dari pengamatan saya di atas dapat disimpulkan bahwa daun dalam 1 tangkai tetap memiliki perbedaan atau kateristik masing masing seperti manusia yang kembar masih memiliki perbedaan baik dari segi rambut ,dan kulit.
    Trimah kasih🙏

    BalasHapus
  9. Nama : Jessica Tangdilian
    NIM : 19 507 036
    Mata Kuliah : Psikologi Belajar
    Pendidikan Biologi A

    Perbedaan morfologi pada Daun
    1. Ukuran
    Pada umumnya ukuran pada tiap-tiap daun berbeda-beda. Seperti pada gambar diatas, ukuran pada daun dalam satu batang tersebut memiliki ukuran yang berbeda. Pada daun sebelah kanan memiliki ukuran yang lebar dan panjang dibandingkan dengan ukuran pada daun sebelah kiri.

    2. Warna
    Selain ukuran, yang menjadi pembeda pada daun tersebut adalah warna daun. Pada daun diatas dapat dilihat memiliki warna yang beda. Pada daun sebelah kanan terlihat berwarna hijau tua dibandingkan dengan yang dsebelah kiri berwarna hijau muda. Dan juga yang menjadi pembeda pada daun tersebut adalah corak yang terdapat pada daun tersebut, letak corak pada daun disebelah kiri dana kanan tidak sama.

    3. Ujung Daun
    Pada daun tersebut memiliki persamaan pada ujung daun yaitu meruncing,

    4. Tepi Daun
    Tepi daun pada daun tersebut memiliki persamaan yaitu Lobed.

    5. Tulang Daun
    Persamaan selanjutnya yaitu pada tulang daun. Tulang daun pada daun dalam satu batang tersebut yaitu menyirip.

    6. Pangkal Daun (Basis Folii)
    Pangkal daun pada daun tersebut memiliki persamaan yaitu meruncing (Acuminatus)

    Kesimpulan
    Dari pengamtan tersebut pada morfologi daun dapat disimpulkan bahwa, daun yang dalam satu batang juga memiliki perbedaan dan persamaan. Tidak dapat dipungkiri bahwa setiap daun akan memiliki persamaan secara keseluruhan dalam satu batang. Sama halnya dengan peserta didik juga memiliki persamaan dalam proses belajar dan juga memiliki perbedaan dalam proses belajar. Tidak selamanya peserta didik memiliki persamaan secara keseluruhan dengan peserta didik yang lainnya begitu juga dengan anak kembar yang pastinya memiliki perbedaan.
    Terimakasih sebelumnya 🙏

    BalasHapus
  10. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  11. Nama: Chealsie Bernadeth Runtuwene
    NIM: 19507026
    Prodi: Pendidikan Biologi
    Tugas: melakukan pengamatan terhadap dua buah daun dalam satu tangkai dan mengidentifikasi perbedaan-perbedaan daun tersebut.

    Hasil pengamatan terhadap perbedaan dua buah daun cengkih/cengkeh
    1. Ukuran
    Daun sebelah kiri pemukaannya tampak lebih lebar, lebih luas dan panjang dari daun sebelah kanan.
    2. Warna
    Warna daun di sebelah kiri terlihat lebih hijau dari daripada warna daun di sebelah kanan, terdapat juga warna kekuningan pada kedua sisi daun. Pada daun sebelah kiri terdapat bintik-bintik kehitaman yang lebih banyak dari pada daun di sebelah kanan.
    3. Karakter dan tekstur
    Pada kedua daun terdapat garis-garis kehijauan. Daun sebelah kiri dengan ukuran yang lebih lebar sehingga mempunyai garis-garis yang lebih banyak daripada daun di sebelah kanan. Tekstur permukaan kedua daun ketika disentuh terasa berbeda, permukaan daun sebelah kiri terasa sedikit lebih halus dari pada daun di sebelah kanan. Tulang belakang daun sebelah kiri lebih lurus, sedangkan tulang daun sebelah kanan sedikit bengkok/berbelok.

    Dari hasil pengamatan tersebut dapat disimpulkan bahwa, melalui pengamatan sekilas pun sudah bisa melihat banyak perbedaan dari kedua daun walaupun merupakan daun dari tumbuhan yang sama, bahkan dari tangkai yang sama. Oleh karena itu, hasil pengamatan tersebut sekaligus menjadi contoh bahwa di dunia ini tidak ada makhluk hidup yang memiliki kesamaan secara keseluruhan, semuanya mempunyai keunikannya dan perbedaannya masing-masing. Untuk itu dalam hal ini berkaitan dengan manusia sebagai makhluk hidup dengan segala perbedaan dan keunikannya, kita harus bisa menghargai serta memahami perbedaan dari masing-masing individu baik sebagai pendidik, sebagai peserta didik, maupun setiap orang yang berada disekitar dan dekat dengan kita.
    Terima kasih

    BalasHapus
  12. Nama : Lidia yohana momongan
    Nim : 19507060
    Semester : 3
    Prodi : Pendidikan Biologi
    Mata kuliah : prikologi belajar A
    Tugas : mengamati 2 daun dalam 1 tangkai kemudian cari perbedaannya.

    Jawab:
    Memgamati daun mangga
    Perbedaan kedua daun, daun kiri dan kanan
    1. Daun sisi kiri
    - dalam segi ukuran
    Dalam segi ukuran daun di sisi kiri lebih besar dan tinggi
    - dalam segi warna
    Dalam segi warna, daun sisi kiri lebih dominan berwarna hijau tua
    - lebih memiliki tulang daun yang sudah sangat nampak dan tebal
    - tekstur daunnya lebih keras

    2. Daun sisi kanan
    - segi ukuran
    Daun sisi kiri lebih berukuran kecil dan pendek
    - segi warna
    Daun sisi kiri memiliki warna hijau muda dan lebih terang
    - tulang daunnya blm terlalu nampak dan terlalu besar
    - tekstur daunnya masih sangat lembut dan masih berumur lebih muda dari daun yang ada di sisi kiri.

    Kesimpulannya dari pengamatan saya yaitu menggambarkan bahwa segala makhluk hidup di bumi memiliki masing masing karakteristik atau kaunikan yang berbeda beda. Walaupun terlihat sama akan tetapi tetap ada perbedaan yang membedakan, sama halnya dengan dua daun dalam satu tangkai ini, walaupun berada di tangkai yang sama, tetapi memiliki perbedaan yang sangat berbeda.

    BalasHapus
  13. Nama : Ilham Saputra Butar-butar
    Nim : 19507035
    Prodi/ Kelas : Pendidikan Biologi/ A
    Mata Kuliah : Psikologi Belajar
    Semester : 3 (Tiga)


     Tugas
    Ambillah dua helai daun dalam satu tangkai, Amatilah dan tuliskan perbedaan diantara dua daun tersebut!

    Setelah saya amati daun kanan dan kiri, saya menemukan beberapa perbedaan walau sekilah tidak ada perbedaan diantara daun kanan dan daun kiri. Berikut akan saya sebutkan perbedaan-perbedaan diantara kedua daun tersebut:
    Catt: Disini saya menggunakan istilah Daun kiri dan daun kanan.
    1.Ukuran
    Daun yang disebelah kanan berukuran lebih besar dari pada daun disebelah kiri, begitu juga untuk lebarnya, lebar untuk daun disebelah kanan lebih lebar dari pada disebelah kiri.
    2. Warna
    Daun disebelah kanan memiliki warna hijau kekuningan yang merata keseluruh daun, namun untuk daun disebelah kiri Hijau kekuningan sedikit, tapi untuk kuningnya tidak menyeluruh karena ujung daun lebih hijau dari daun kanan.
    3. Karakter
    Untuk daun kanan garis-garis daunya lebih pajang dan kelengkunganya lebih menonjol dibanding daun kiri.
    Untuk daun kiri garis-garis daunya lebih pendek dari daun kanan dan untuk kelengkungan daun kanan masih mendominasi.

    Kesimpulan:
    Secara kasat mata kedua daun tersebut tidaklah memiliki perbedaan yang jauh. Akan tetapi jika lebih diamati daun tersebut memliki beberapa perbedaan dari segi yang telah dijelaskan pada tabel diatas. Jika kita kaitkan dengan pembelajaran psikologi ini, setiap peserta didik memiliki cirikhas tersendiri artinya peserta didik satu berbeda dengan peserta didik yang lain, sekalipun itu anak yang terlahir kembar. Perbedaan daun ini muncul diakibakan oleh beberapa aktor-faktor tertentu seperti pencahayaan matahari. Begitu juga peserta didik yang memiliki perbedaan dipengaruhi oleh faktor Hereditas, Lingkungan maupun pergaulan.

    BalasHapus
  14. Nama :Tesalonika Fraim
    Nim : 19507048
    Prodi : Pendidikan Biologi

    Tugas : Perbedaan pada dua helai daun dalam satu tangkai

    Perbedaan yang terdapat pada dua lembar daun "Alpukat Miki"

    1. Daun alpukat miki tidak simetris, dan cenderung melengkung. Tidak simetris ini maksudnya sirip daun bagian kanan tidak sama dengan sirip daun bagian kiri.
    2. Sebagian lebih lebar dan bagian yang satunya lebih kecil. Sehingga daun akan terlihat melengkung.
    3. Ciri-ciri ini bisa dilihat pada daun yang sudah tua, untuk daun muda biasanya belum begitu terlihat.

    • Batang Bibit Alpukat Miki
    Ada 2 jenis batang bibit alpukat :
    1.Batang memiliki warna permukaan hijau rata pada batang yang masih muda.
    2. Batang memiliki warna hijau dengan bintik bintik hitam/coklat pada permukaannya. Yaitu warna hijau pekat dan warna hijau agak kekuningan.
    Untuk itu agar anda tidak kesulitan kami hanya membagi menjadi 2 :
    1.Dilihat dari perbanyakannya, pilihlah bibit dari perbanyakan grafting seperti sambung pucuk, okulasi atau sambung sisip.
    2. Ditanyakan kepada penjual apakah asal bibit dari indukan yang berkwalitas dan sudah pernah berbuah. Untuk faktor ini tidak bisa anda lihat secara langsung.
    3. Batang bawah dalam kondisi sehat tidak terserang penyakit serta ukuran batang bawah dengan sambungan ideal, tidak berbeda jauh.


    Kesimpulan
    Untuk membedakan bibit alpukat miki dengan bibit alpukat yang lain pertama lihat bagian beberapa daun yang sudah tua, apakah sebagian besar daun melengkung? Jika iya lanjutkan lihat pada bagian batang muda, apakah halus tanpa ada bintik bintik? Bila sudah tinggal anda cari bibit dengan kwalitas unggul.
    Perlu anda ketahui, jenis alpukat miki ini sangat direkomendasikan untuk dikebunkan karena memiliki kwalitas buah yang sitimewa. Mampu berbuah diusia 2.5 tahun – 3.5 tahun, tergantung perawatan dan ketinggian tempat. Berbuah perdana rata rata 5 kg – 20 kg tergantung perawatan dan usia. Pohon usia 6 tahun rata-rata mampu berbuah 100 kg bahkan lebih.

    BalasHapus
  15. Nama:Christina Sengkey
    Nim:19507038

    Saya mengamati daun sirsak
    Untuk daun yang pertama
    Warnanya hijau muda sedangkan daun ke 2 warnanya hijau tua pekat dan untuk ukuran daun pertama lebih kecil daun 2,teksturnyanya pun daun 1 lebih lembut dikarenakan lebih muda dari daun 2 sedangkan daun 2 teksturnya sedikit keras.

    Kesimpulannya
    setiap daun dalam 1 tangkai itu memiliki perbedaan morfologinya, apalagi manusia yang dilahirkan dari bermacam gen, dibesarkan di lingkungan yang berbeda dengan pola asuhan yang berbeda pula.Jadi tidak ada manusia yang sama, yang terlahir kembar pun pasti memiliki perbedaan baik sifat maupun fisik.
    Trimakasih

    BalasHapus
  16. Nama : Vianney Indah Rorimpandey
    Nim : 19507034
    Prodi : Pendidikan Biologi
    Mata Kuliah : Psikologi Belajar
    Tugas : Amatilah Dua daun dalam satu tangkai kemudian carilah apa yang menjadi perbedaaanya.

    Identifikasi Perbedaan dari daun yang kiri dan daun yang kanan:
    1. Ukuran
    Daun yang disisi kanan memiliki ruas yang panjang sedangkan daun yang disebelah kiri memiliki ruas yang pendek serta daun yang disisi kiri lebih lebar dari daun yang disisi kanan.

    2. Bentuk
    Daun yang disisi kiri bentuknya melengkung sedangkan dan yang sebelah kanan bentuknya normal.

    3. Warna
    Daun yang disisi kanan mencolokkan warna hijau muda sedangkan yang disisi kiri mencolokkan warna hijau tua.

    Jadi kesimpulannya:
    Walaupun kedua daun tersebut terlihat sama namun tetap memiliki perbedaan dari daun yang satu dengan daun yang lain seperti yang sudah dituliskan diatas. Jadi dapat disimpulkan bahwa setiap makhluk hidup pasti mempunyai perbedaan masing-masing baik dalam segi sifat maupun karakternya,Perbedaan tersebut dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan hereditas, begitu halnya juga dengan peserta didik, pasti mempunyai perbedaan masing-masing, apapun perbedaannya itu karena semuanya dipengaruhi oleh pergaulan dari diri sendiri dalam lingkup setiap hari.
    Terima kasih🙏

    BalasHapus
  17. Nama : Theresa Runtunuwu
    NIM : 19507047
    Prodi/Kelas : Pendidikan Biologi/A


    • Ambilah 2 lembar daun dalam satu tangkai dan temukan perbedaannya yang meliputi : Warna, karakter, sifat, bentuk, dll.


    • Jika dilihat secara langsung kedua daun tersebut memiliki beberapa perbedaan antara lain :
    1. Ukuran
    Daun yang berada di sisi sebelah kanan berukuran lebih panjang dari pada dengan daun yang berada disisi sebelah kiri. Namun, daun yang berada disebelah kiri lebih lebar daripada daun yang ada disebelah kanan.

    2. Warna
    Daun yang berada di sisi kiri memiliki warna kekuningan pada tepian daun tetapi daun yang disebelah kanan tidak.

    3. Karakter
    Kedua daun memiliki karakter yang berbeda menyangkut dengan garis-garis abstrak yang terdapat pada seluruh bagian daun.



    • Meskipun terlihat sama tetapi kedua daun memiliki perbedaan dari beberapa sifat seperti yang sudah disebutkan diatas. Begitu pula halnya dengan sifat dan karakter makluk hidup dalam hal ini peserta didik. Setiap peserta didik memiliki sifat dan karakter yang berbeda sekalipun mereka adalah anak kembar. Perbedaan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti faktor hereditas dan lingkungan atau pergaulan.

    BalasHapus
  18. Nama : Apriska Pesik
    Nim : 19507030
    Prodi : Pendidikan Biologi


    Yang saya amati adalah daun jambu , berikut perbedaannya
    1. Daun yang kiri lebih panjang sedangkan daun yang kanan lebih pendek
    2. Daun yang kiri lebih lebar dan besar sedangkan daun yang kanan lebih kecil dan ramping
    3. Daun yang kiri lebih tua dan jumlah ruas daun lebih banyak ssedangkan daun yang kanan lebih muda dan jumlah ruas daun lebih sedikit
    4. Tulang daun kiri lebih panjang dari pada daun yang kanan
    5. Warna daun kiri lebih tua dari pada daun yang kanan

    Kesimpulannya
    Kedua daun mungkin terlihat sama namun tetap saja memiliki perbedaan, jadi dapat disimpulkan setiap 1 tangkai tetap memiliki perbedaanya masing-masing, seperti juga makhluk hidup mempunyai perbedaannya masing-masing.
    Trimakasih🙏🏻

    BalasHapus
  19. Nama : Edieli Zebua
    NIM : 19507075
    Prodi : Pendidikan Biologi
    Dosen : Prof. Dr. Rudi A. Repi, M.Sc & dr. Anita Tengker, M.kes
    Mata Kuliah : Psikologi Belajar.

    Tugas 1
    Mencari dua helai daun dalam satu tangkai, dan mendeskripsikan masing-masing perbedaannya.

    Daun yang saya amati disini ada Daun Putri Malu (Mimosa pudica).
    Sebelum saya menjelaskan apa saja yang menjadi perbedaan dari 2 daun putri malu (Mimosa pudica), saya menjelaskan terlebih dahulu apa yang di maksud dengan Putri malu (Mimosa pudica). Putri malu (Mimosa pudica) adalah perdu pendek anggota suku polong-polongan yang mudah dikenal karena daun-daunnya yang dapat secara cepat menutup/layu dengan sendirinya saat disentuh.
    Baik disini saya jelaskan apa saja yang membedakan dua tangkai daun ini. Disini saya menggunakan istilah tangkai daun kiri dan tangkai daun kanan.
    Perpedaan yang saya temukan :
    1. Ukuran Daun
    - memiliki ukuran 4 cm (kiri)
    - memiliki ukuran 3 cm (kanan)
    2. Bentuk Daun
    - pada daun kiri memiliki ukuran daun yang lebar
    - pada daun kanan memiliki ukuran daun yang kecil dan banyak bintik-bintik putih atau penyakit daun.
    3. Warna daun
    - daun kiri memiliki warna hijau (zat klorofil) seperti warna daun pada umumnya.
    - sedangkan daun kanan memilik warna daun yang yang tidak merata, ada yang warna hijau (zat klorofil) dan ada yang berwarna kekuning-kuningan (zat karotenoid).
    4. Jumlah anak daun
    - daun kiri memiliki 38 anak daun.
    - daun kanan memiliki 40 anak daun.
    Kesimpulan :
    Sebelum saya melakukan pengamatan dari kedau tangkai daun ini, hanya melihat sekilas saja, saya tidak menemukan perbedaan.
    Dari sini saya dapat simpulkan bahwa setiap makhluk hidup (Tumbuhan, Hewan dan Manusia) sekali pun itu kembar, namun tidak menuntun kemungkinan tidak memiliki perbedaan.
    Jadi setiap makhluk hidup itu memiliki karakteristik yang berbeda-beda.

    Saya juga dapat mengambil pelajaran dari mengamati dua tangkai daun ini. Selain bertambahnya ilmu, saya juga dapat memahi bahwa dalam menilai sesuatu hal itu tidak hanya dengan satu sudut pandang saja, istilah lainnya "Don't Judge by the cover"
    Jadi, perlu untuk mengamati secara mendalam dan melakukan eksperimen.

    BalasHapus
  20. Nama: Trifena patricia Sumual
    Nim: 19507037
    Prodi: Pendidikan Biologi

    Tugas
    Mencari dua helai daun dalam satu tangkai, dan mendeskripsikan masing-masing perbedaannya

    Daun bunga kacapiring (Gardenia jasminoides)
    Walau daunnya satu tangkai namun Memiliki perbedaan mulai dari ukuran, daun yang kiri lebih besar dibandingkan daun yang kanan daun dibagian kiri juga memiliki corak kuning sedangkan dibakian kanan tidak memiliki corak
    Untuk perbedaan morfologinya, daun dibagian kiri dan kanan sama-sama mempunyai ibu tulang namun yang membedakannya,daun dibagian kiri mempunyai 10 tulang cabang tingkat 1 dan daun dibagian kiri hanya mempunyai 9 tulang cabang tingkat 1. Daun dibagian kiri juga mempunyai banyak urat-urat daun sedangkan dibagian kanan hanya mempunyai sedikit urat-urat daun.

    BalasHapus
  21. NAMA : APRILIA TERESIA TILAAR
    NIM : 19507028
    PRODI : PENDIDIKAN BIOLOGI
    MK : PSIKOLOGI BELAJAR A
    MENJADI GURU YANG DIRINDUKAN
    Menjadi Guru adalah panggilan jiwa, bukan sekedar menyibukkan diri diwaktu senggang, bukan pula keterpaksaan dikarenakan sulit lapangan kerja dari bidang keahlian yang dipunyai, namun menjadi guru harus terikat oleh berbagai macam kode etik keharusan, terikat oleh berbagai persayaratan. Sebab siswa atau murid bukanlah gelas kosong yang harus diisi, namun mereka ada dengan berbagai potensi pengetahuan, bakat dan ketrampilan yang harus diasah.
    Kehadiran guru di sekolah adalah merupakan tugas panggilan jiwa, yang menuntut kerelaan dari seseorang untuk mengampuh amanat suci guna melakukan proses pengembangan sumberdaya manusia secara intensif dan efisien. Di satu sisi sekolah sebagai lembaga pencetak keperibadian dan penghasil sumber daya manusia yang bermutu, banyak diperhadapkan dengan permasalahan yang sangat krusial, terutama berhadapan dengan keberadaan guru di sekolah. Beberapa permasalahan yang dihadapi sekolah berkenaan dengan masalah guru antara lain adalah;
    Pertama, masalah kompetensi guru sebagai integrasi dari pengetahuan, sikap dan kecakapan rasanya saat ini masih jauh dimiliki oleh guru-guru kita. Pengetahuan yang dimiliki guru tidak cukup mendukung untuk seseorang dikatakan berkompeten. Demikian pula halnya keterampilan tanpa dilandasi pengetahuan khusus bukanlah suatu keahlian. Pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki guru haruslah didukung oleh nilai dan sikap yang mendasari keseluruhannya, artinya Pengetahuan sikap dan ketrerampilan adalah satu kesatuan yang saling kait mengkait satu sama lain dan tak terpisahkan. Untuk itu seorang guru perlu mempunyai kemampuan tertentu, suatu kemampuan yang tidak mungkin dimiliki oleh yang bukan seorang guru.
    Kedua, Guru pemula adalah guru yang baru pertama kali ditugaskan untuk melaksanakan pembelajaran dikelas. Mengingat peranan guru dalam mencapai tujuan pendidikan nasional amat sangat strategis, maka selayaknya seorang guru harus dipersiapkan secara terencana, matang dan berkesinambungan. Hambatan utama bagi seorang guru pemula saat datang di sekolah antara lain; budaya sekolah, karakteristik peserta didik, daya adaptasi, penerima sekolah, lingkungan sekolah, serta hambatan psikologis diri guru pemula.
    Ketiga, Sense of belonging, rasa memiliki bagi guru adalah modal strategi yang sangat mengikat bagi guru untuk memberi diri pada pekerjaan profesional yang ditekuninya. Jadi Seseorang baik itu guru atau siswa cenderung akan merespon membantu suatu kegiatan kalau disertai dengan berapa rupiah yang menjadi imbalan dari sesuatu yang dia bantu selesaikan.
    Keempat, Banyak lulusan sarjana nonkeguruan yang menjadi guru hanya dengan syarat memiliki AKTA IV, ikut Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) kurang lebih sepuluh hari atau menempuh Pendidikan Profesi Guru PPG selama kurang lebih 2 semester. Dalam hal ini seorang sarja Biologi dari Universitas atau sekolah Tinggi manapun dapat diangkat menjadi guru biologi di sekolah baik Sekolah menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas/kejuruan (SMA/SMK) asal bersertifikat pendidik (Ikut PPG).
    Kelima, Kurangnya jiwa kepemimpinan dari sebagian besar guru kita menjadi hambatan utama untuk mencapai tujuan pendidikan. Kepemimpinan yang efektif adalah kepemimpinan yang memiliki sensifitas yang tinggi terhadap permasalahan yang dihadapi, menciptakan dinamika organisasi yang mengundang partisipasi berupa komitmen serta unjuk kerja dalam mewujudkan tujuan.
    Banyak kita temukan kepemimpinan (guru) yang sangat miskin inovasi dan improvisasi, guru diibaratkan sebagai robot yang digerakkan lewat remout kontrol. Padahal sekolah memiliki beraneka program yang ingin diwujudkan, Guru hanya fokus mengejar pencapaian Kriteria ketuntasan Minimal (KKM). Masih banyak guru kita yang tidak mau memanfaatkan teknologi dalam proses pembelajaran. Demikian halnya banyak diantara guru kita yang hanya mengajarkan sastra dari ilmu yang dia ajarkan.

    BalasHapus
  22. Disisi lain masih banyak guru yang memandang bahwa “diujung cemetik ada emas” pandangan semacam ini selayaknya haruslah sudah ditinggalkan. Anak didik kita saat ini telah bertumbuh dan berkembang mengikuti zamannya, mereka telah memahami arti berdemokrasi, mereka telah paham mengenai keterbukaan, bebas berpendapat telah menjadi bagian dari keseharian mereka. Yang mereka butuhkan adalah pendampingan guru, mereka butuh panduan dan arahan sebagai sesama sahabat. Guru adalah sahabat anak didik, guru bukan lagi sebagai komandan yang selalu mengajukan perintah. Guru kadang sebagai pemimpin di depan yang memberikan arahan dan petunjuk, Guru kadang sebagai sahabat yang hadir ditengah kesulitan siswa dalam menghadapi proses pembelajarannya, dan Guru ada dibelakang memotivasi siswa untuk meraih cita-citanya.
    Tanpa kita sadari proses pembelajaran yang dilakukan guru sangatlah miskin inovasi dan kering improvisasi. Pembelajaran dilakukan dalam satu arah, pembelajaran lebih didominasi oleh ceramah, sementara siswa mendengarkan dengan pasif sambil mengantuk. Guru tidak menginspirasi siswa untuk kreatif dan inovatif. Penyampaian materi tidak menantang siswa untuk berpikir.
    Bahkan sebagian guru ditakuti siswa akibat sikap pribadinya yang otoriter dan jumawa. Menghukum siswa tanpa memperhitungkan aspek psikologi siswa yang sedang tumbuh remaja. Ada sebagian guru yang terbukti tidak menampilkan pribadi pendidik. Masih ada yang memberikan hukuman badan (corporal Punishment) melampaui batas norma kependidikan, banyak dari guru kita mengalami kelainan psikis keguruan yang dikenal sebagai teacher burnout berupa stress dan frustrasi yang ditandai dengan sering murung dan gampang marah (barlow, 1985; Syah (2010).
    Kegiatan mengajar yang dilakukan guru hendaknya tidak berorientasi pada kecakapan berdimensi rana kognitif (ingatan, pengertian, aplikasi, analisis, sintesi dan evaluasi) saja, namun haruslah mengembangkan dimensi-dimensi sikap dan psikomorik peserta didik. Syah (2010) menambahkan bahwa kegiatan mengajar yang dilakukan guru tidak hanya berorientasi pada kecakapan-kecakapan ranah cipta saja tetapi kecakapan yang berdimensi rana rasa dan karsa. Sebab mengajar adalah proses perbuatan seseorang yang membuat orang lain belajar, untuk mengubah seluruh dimensi perilakunya.
    Guru adalah sahabat anak didik, guru bukan lagi sebagai komandan yang selalu mengajukan perintah. Guru kadang sebagai pemimpin di depan yang memberikan arahan dan petunjuk, Guru kadang sebagai sahabat yang hadir ditengah kesulitan siswa dalam menghadapi proses pembelajarannya, dan
    "Guru ada dibelakang memotivasi siswa untuk meraih cita-citanya."

    BalasHapus
  23. Nama:Christina Sengkey
    NIM:19507038
    Tugas Psikologi Belajar,Rangkuman “Menjadi guru yang dirindukan”

    MENJADI GURU YANG DIRINDUKAN

    Guru sebagai agen pembelajaran adalah Innovator dan improvitator bagi anak didik (Prof.Dr.Rudi Alexander Repi,MPd,MSc.)
    Menjadi Guru adalah panggilan jiwa, bukan sekedar menyibukkan diri diwaktu senggang, bukan pula keterpaksaan dikarenakan sulit lapangan kerja dari bidang keahlian yang dipunyai, namun menjadi guru harus terikat oleh berbagai macam kode etik keharusan, terikat oleh berbagai persayaratan. Sebab siswa atau murid bukanlah gelas kosong yang harus diisi, namun mereka ada dengan berbagai potensi pengetahuan, bakat dan ketrampilan yang harus diasah.
    Kehadiran guru di sekolah adalah merupakan tugas panggilan jiwa, yang menuntut kerelaan dari seseorang untuk mengampuh amanat suci guna melakukan proses pengembangan sumberdaya manusia secara intensif dan efisien. Di satu sisi sekolah sebagai lembaga pencetak keperibadian dan penghasil sumber daya manusia yang bermutu, banyak diperhadapkan dengan permasalahan yang sangat krusial, terutama berhadapan dengan keberadaan guru di sekolah. Beberapa permasalahan yang dihadapi sekolah berkenaan dengan masalah guru antara lain adalah;
    Pertama, masalah kompetensi guru sebagai integrasi dari pengetahuan, sikap dan kecakapan rasanya saat ini masih jauh dimiliki oleh guru-guru kita. Pengetahuan yang dimiliki guru tidak cukup mendukung untuk seseorang dikatakan berkompeten. Demikian pula halnya keterampilan tanpa dilandasi pengetahuan khusus bukanlah suatu keahlian. Pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki guru haruslah didukung oleh nilai dan sikap yang mendasari keseluruhannya, artinya Pengetahuan sikap dan ketrerampilan adalah satu kesatuan yang saling kait mengkait satu sama lain dan tak terpisahkan.
    Kedua, Guru pemula adalah guru yang baru pertama kali ditugaskan untuk melaksanakan pembelajaran dikelas. Mengingat peranan guru dalam mencapai tujuan pendidikan nasional amat sangat strategis, maka selayaknya seorang guru harus dipersiapkan secara terencana, matang dan berkesinambungan.
    Ketiga, Sense of belonging, rasa memiliki bagi guru adalah modal strategi yang sangat mengikat bagi guru untuk memberi diri pada pekerjaan profesional yang ditekuninya. Belum membudayanya kebiasaan untuk peka terhadap sesuatu yang dihadapi guna diselesaikan secara bersama pada guru kita. Jadi Seseorang baik itu guru atau siswa cenderung akan merespon membantu suatu kegiatan kalau disertai dengan berapa rupiah yang menjadi imbalan dari sesuatu yang dia bantu selesaikan.
    Keempat, Banyak lulusan sarjana nonkeguruan yang menjadi guru hanya dengan syarat memiliki AKTA IV, ikut Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) kurang lebih sepuluh hari atau menempuh Pendidikan Profesi Guru PPG selama kurang lebih 2 semester. Dalam hal ini seorang sarja Biologi dari Universitas atau sekolah Tinggi manapun dapat diangkat menjadi guru biologi di sekolah baik Sekolah menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas/kejuruan (SMA/SMK) asal bersertifikat pendidik (Ikut PPG).
    Kelima, Kurangnya jiwa kepemimpinan dari sebagian besar guru kita menjadi hambatan utama untuk mencapai tujuan pendidikan. Kepemimpinan yang efektif adalah kepemimpinan yang memiliki sensifitas yang tinggi terhadap permasalahan yang dihadapi, menciptakan dinamika organisasi yang mengundang partisipasi berupa komitmen serta unjuk kerja dalam mewujudkan tujuan.
    Banyak kita temukan kepemimpinan (guru) yang sangat miskin inovasi dan improvisasi, guru diibaratkan sebagai robot yang digerakkan lewat remout kontrol. Padahal sekolah memiliki beraneka program yang ingin diwujudkan, Guru hanya fokus mengejar pencapaian Kriteria ketuntasan Minimal (KKM). Masih banyak guru kita yang tidak mau memanfaatkan teknologi dalam proses pembelajaran. Demikian halnya banyak diantara guru kita yang hanya mengajarkan sastra dari ilmu yang dia ajarkan.

    BalasHapus
  24. Disisi lain masih banyak guru yang memandang bahwa “diujung cemetik ada emas” pandangan semacam ini selayaknya haruslah sudah ditinggalkan. Anak didik kita saat ini telah bertumbuh dan berkembang mengikuti zamannya, mereka telah memahami arti berdemokrasi, mereka telah paham mengenai keterbukaan, bebas berpendapat telah menjadi bagian dari keseharian mereka. Yang mereka butuhkan adalah pendampingan guru, mereka butuh panduan dan arahan sebagai sesama sahabat. Guru adalah sahabat anak didik, guru bukan lagi sebagai komandan yang selalu mengajukan perintah. Guru kadang sebagai pemimpin di depan yang memberikan arahan dan petunjuk, Guru kadang sebagai sahabat yang hadir ditengah kesulitan siswa dalam menghadapi proses pembelajarannya, dan Guru ada dibelakang memotivasi siswa untuk meraih cita-citanya.
    Tanpa kita sadari proses pembelajaran yang dilakukan guru sangatlah miskin inovasi dan kering improvisasi. Pembelajaran dilakukan dalam satu arah, pembelajaran lebih didominasi oleh ceramah, sementara siswa mendengarkan dengan pasif sambil mengantuk. Guru tidak menginspirasi siswa untuk kreatif dan inovatif. Penyampaian materi tidak menantang siswa untuk berpikir.
    Bahkan sebagian guru ditakuti siswa akibat sikap pribadinya yang otoriter dan jumawa. Menghukum siswa tanpa memperhitungkan aspek psikologi siswa yang sedang tumbuh remaja. Ada sebagian guru yang terbukti tidak menampilkan pribadi pendidik. Masih ada yang memberikan hukuman badan (corporal Punishment) melampaui batas norma kependidikan, banyak dari guru kita mengalami kelainan psikis keguruan yang dikenal sebagai teacher burnout berupa stress dan frustrasi yang ditandai dengan sering murung dan gampang marah (barlow, 1985; Syah (2010).
    Dalam Buku Lesson Study yang diterbitkan oleh JICA (2007) dikatakan bahwa selama ini kita kurang memperhatikan pentingnya proses pembelajaran di ruang kelas, harusnya yang menjadi fokus kita adalah Prosesnya sedangkan hasil tes atau nilai hanyalah dampak dari proses pembelajaran. Proses pembelajaran yang baik seharusnya menghasilkan nilai tes yang baik. Paradigma yang hanya mementingkan hasil tes harus segera diubah menjadi memeperhatikan proses pembelajaran, sementara hasil tes merupakan dampak dari proses pembejaran yang benar.
    Kegiatan mengajar yang dilakukan guru hendaknya tidak berorientasi pada kecakapan berdimensi rana kognitif (ingatan, pengertian, aplikasi, analisis, sintesi dan evaluasi) saja, namun haruslah mengembangkan dimensi-dimensi sikap dan psikomorik peserta didik. Syah (2010) menambahkan bahwa kegiatan mengajar yang dilakukan guru tidak hanya berorientasi pada kecakapan-kecakapan ranah cipta saja tetapi kecakapan yang berdimensi rana rasa dan karsa. Sebab mengajar adalah proses perbuatan seseorang yang membuat orang lain belajar, untuk mengubah seluruh dimensi perilakunya.

    BalasHapus
  25. Nama : Crescentia Mishi Juniorita Ngangi
    NIM : 19 507 024
    Tugas MK Psikologi Belajar
    Ringkasan dan pesan penting dari artikel “Guru yang dirindukan” oleh Prof. R.A Repi, M.Sc

    Guru sebagai agen pembelajaran adalah innovator dan
    Improvitator bagi anak didik
    Panggilan Jiwa, Belahan Jiwa.
    Menjadi guru bukan melulu hanya berbicara tentang sebuah profesi yang diemban, tetapi juga prihal tanggungjawab. Dalam melakukan tugas dan tanggungjawab apapun itu, tentu sangat diperlukan yang namanya komitmen dan kepenuhan hati, agar tentunya apa yang dilakukan bisa berdampak positif bagi banyak orang ataupun minimal bagi mereka yang menjadi sasaran tanggungjawab kita. Berbicara tentang seorang guru, tentu objek yang menjadi tujuan kita adalah siswa itu sendiri. Namun tidak jarang ditemui masalah-masalah yang dihadapi dunia pendidikan saat ini terlebih dari pengajarnya yaitu guru. Masalah – masalah itu antara lain : Kompetensi guru yang bisa dikatakan masih jauh untuk bisa dikatakan berkompeten karena berbagai hal yang melandasi. Kedua guru pemula, yaitu guru yang baru saja terjun dalam dunia pendidikan sebagai seorang pendidik. Banyak masalah yang ia hadapi berupa budaya sekolah, karakteristik peserta didik, adaptasi, lingkungan sekolah dan lain-lain. Hal ketiga yaitu sense of belonging atau rasa memiliki yang mana merupakan strategi awal dalam keprofesionalannya. Masih kurangnya jiwa kepemimpinan dan lain-lain.
    Masalah lain jugua datang ketika guru tidak bisa membangun hubungan baik dengan para siswa, bisa dikarenakan oleh kepribadian dan prilakunya yang malahmembuat siswa lebih merasa terancam dan tidak punya ketertarikan untuk belajar. Nah hal ini juga menjadi dampak kurang baik bagi keberhasilan ataupun pencapaian prestasi dari siswa-siswi.
    Begitu juga prihal strategi mengajar yang guru-guru pakai. Ada yang sudah modern tapi ada juga yang masih menggunakan metode konvensional yang rada tidak cocok dengan kondisi anak-anak sekarang yang cenderung lebih modern, mereka sering bosan dengan pembelajaran yang bersifat ceramah, dalam artian mereka hanya mendengar saja tanpa mengembangkan dan mengutarakan pemikiran mereka.
    Maka pesan yang saya ambil dari artikel ini yaitu sangat penting untuk menjadi guru yang dirindukan. Tetapi dalam artian bukan sekedar hanya ingin disukai oleh banyak siswa, tetapi memang benar-benar memiliki motivasi untuk memajukan mereka ke arah yang lebih baik, namun dengan metode yang bersahabat pula. Saya kira sudah tidak perlu lagi menerapkan jarak antara guru dengan siswa, tetapi jalinlah persahabatan, agar minimal kita juga bisa menerapkan keprofesionalan sebagai seorang guru tanpa terkesan “mengintimidasi” mereka. Terapkan metode yang tepat, agar baik guru maupun murid mendapat dampak yang baik.
    Terima kasih prof.

    BalasHapus
  26. NAMA : VIANNEY INDAH RORIMPANDEY
    NIM : 19507034
    PRODI : PENDIDIKAN BIOLOGI

    TUGAS MANDIRI MATA KULIAH
    PSIKOLOGI BELAJAR

    ~RANGKUMAN MATERI GURU YANG DIRINDUKAN
    Menjadi Guru adalah panggilan jiwa, bukan sekedar menyibukkan diri diwaktu senggang, bukan pula keterpaksaan dikarenakan sulit lapangan kerja dari bidang keahlian yang dipunyai, namun menjadi guru harus terikat oleh berbagai macam kode etik keharusan, terikat oleh berbagai persayaratan. Sebab siswa atau murid bukanlah gelas kosong yang harus diisi, namun mereka ada dengan berbagai potensi pengetahuan, bakat dan ketrampilan yang harus diasah.
    Kehadiran guru di sekolah adalah merupakan tugas panggilan jiwa, yang menuntut kerelaan dari seseorang untuk mengampuh amanat suci guna melakukan proses pengembangan sumberdaya manusia secara intensif dan efisien. Beberapa permasalahan yang dihadapi sekolah berkenaan dengan masalah guru antara lain adalah;
    Pertama, masalah kompetensi guru sebagai integrasi dari pengetahuan, sikap dan kecakapan rasanya saat ini masih jauh dimiliki oleh guru-guru kita. Pengetahuan yang dimiliki guru tidak cukup mendukung untuk seseorang dikatakan berkompeten. Demikian pula halnya keterampilan tanpa dilandasi pengetahuan khusus bukanlah suatu keahlian. Pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki guru haruslah didukung oleh nilai dan sikap yang mendasari keseluruhannya, artinya Pengetahuan sikap dan ketrerampilan adalah satu kesatuan yang saling kait mengkait satu sama lain dan tak terpisahkan.
    Jelaslah bahwa Kompetensi merupakan sesuatu yang bersifat multidimensi, menjadi persyaratan utama yang harus dipenuhi oleh seorang guna memenuhi syarat seorang guru yang disebut kompeten. Dalam hal ini yang dimaksud dengan kompeten adalah untuk guru. Suatu pekerjaan yang profesional ditunjang oleh ilmu tertentu yang mendalam yang diperoleh dari lembaga pendidikan kependidikan yang sesuai sehingga pekerjaannya berdasarkan keilmuan yang dimiliki yang bisa dipertanggungjawabkan. Untuk itu seorang guru perlu mempunyai kemampuan tertentu, suatu kemampuan yang tidak mungkin dimiliki oleh yang bukan seorang guru.
    Kedua, Guru pemula adalah guru yang baru pertama kali ditugaskan untuk melaksanakan pembelajaran dikelas. Mengingat peranan guru dalam mencapai tujuan pendidikan nasional amat sangat strategis, maka selayaknya seorang guru harus dipersiapkan secara terencana, matang dan berkesinambungan. Hambatan utama bagi seorang guru pemula saat datang di sekolah antara lain; budaya sekolah, karakteristik peserta didik, daya adaptasi, penerima sekolah, lingkungan sekolah, serta hambatan psikologis diri guru pemula. Pengenalan guru pemula terhadap lingkungan sekolah sangat menentukan kesinambungan karier dan profesionalitas guru pemula tersebut dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagai guru yang diidamkan.
    Ketiga, Sense of belonging, rasa memiliki bagi guru adalah modal strategi yang sangat mengikat bagi guru untuk memberi diri pada pekerjaan profesional yang ditekuninya. Belum membudayanya kebiasaan untuk peka terhadap sesuatu yang dihadapi guna diselesaikan secara bersama pada guru kita. Jadi Seseorang baik itu guru atau siswa cenderung akan merespon membantu suatu kegiatan kalau disertai dengan berapa rupiah yang menjadi imbalan dari sesuatu yang dia bantu selesaikan.

    BalasHapus
  27. Keempat, Banyak lulusan sarjana nonkeguruan yang menjadi guru hanya dengan syarat memiliki AKTA IV, ikut Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) kurang lebih sepuluh hari atau menempuh Pendidikan Profesi Guru PPG selama kurang lebih 2 semester. Dalam hal ini seorang sarja Biologi dari Universitas atau sekolah Tinggi manapun dapat diangkat menjadi guru biologi di sekolah baik Sekolah menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas/kejuruan (SMA/SMK) asal bersertifikat pendidik (Ikut PPG).
    Kelima, Kurangnya jiwa kepemimpinan dari sebagian besar guru kita menjadi hambatan utama untuk mencapai tujuan pendidikan. Kepemimpinan yang efektif adalah kepemimpinan yang memiliki sensifitas yang tinggi terhadap permasalahan yang dihadapi, menciptakan dinamika organisasi yang mengundang partisipasi berupa komitmen serta unjuk kerja dalam mewujudkan tujuan.
    Banyak kita temukan kepemimpinan (guru) yang sangat miskin inovasi dan improvisasi, guru diibaratkan sebagai robot yang digerakkan lewat remout kontrol. Padahal sekolah memiliki beraneka program yang ingin diwujudkan, Guru hanya fokus mengejar pencapaian Kriteria ketuntasan Minimal (KKM). Masih banyak guru kita yang tidak mau memanfaatkan teknologi dalam proses pembelajaran. Demikian halnya banyak diantara guru kita yang hanya mengajarkan sastra dari ilmu yang dia ajarkan. Tidaklah layak jika pembelajaran IPA terpadu di SMP diajarkan tanpa kegiatan dilaboratorium dengan berbagai prakteknya, atau mengajarkan meteri biologi tanpa melibatkan lingkungan alam sekitar di luar kelas untuk proses belajar mengajarnya.
    Disisi lain masih banyak guru yang memandang bahwa “diujung cemetik ada emas” pandangan semacam ini selayaknya haruslah sudah ditinggalkan. Anak didik kita saat ini telah bertumbuh dan berkembang mengikuti zamannya, mereka telah memahami arti berdemokrasi, mereka telah paham mengenai keterbukaan, bebas berpendapat telah menjadi bagian dari keseharian mereka. Yang mereka butuhkan adalah pendampingan guru, mereka butuh panduan dan arahan sebagai sesama sahabat. Guru adalah sahabat anak didik, guru bukan lagi sebagai komandan yang selalu mengajukan perintah. Guru kadang sebagai pemimpin di depan yang memberikan arahan dan petunjuk, Guru kadang sebagai sahabat yang hadir ditengah kesulitan siswa dalam menghadapi proses pembelajarannya, dan Guru ada dibelakang memotivasi siswa untuk meraih cita-citanya.
    Tanpa kita sadari proses pembelajaran yang dilakukan guru sangatlah miskin inovasi dan kering improvisasi. Pembelajaran dilakukan dalam satu arah, pembelajaran lebih didominasi oleh ceramah, sementara siswa mendengarkan dengan pasif sambil mengantuk. Guru tidak menginspirasi siswa untuk kreatif dan inovatif. Penyampaian materi tidak menantang siswa untuk berpikir.Dalam Buku Lesson Study yang diterbitkan oleh JICA (2007) dikatakan bahwa selama ini kita kurang memperhatikan pentingnya proses pembelajaran di ruang kelas, harusnya yang menjadi fokus kita adalah Prosesnya sedangkan hasil tes atau nilai hanyalah dampak dari proses pembelajaran. Proses pembelajaran yang baik seharusnya menghasilkan nilai tes yang baik. Paradigma yang hanya mementingkan hasil tes harus segera diubah menjadi memeperhatikan proses pembelajaran, sementara hasil tes merupakan dampak dari proses pembejaran yang benar.
    Kegiatan mengajar yang dilakukan guru hendaknya tidak berorientasi pada kecakapan berdimensi rana kognitif (ingatan, pengertian, aplikasi, analisis, sintesi dan evaluasi) saja, namun haruslah mengembangkan dimensi-dimensi sikap dan psikomorik peserta didik. Syah (2010) menambahkan bahwa kegiatan mengajar yang dilakukan guru tidak hanya berorientasi pada kecakapan-kecakapan ranah cipta saja tetapi kecakapan yang berdimensi rana rasa dan karsa. Sebab mengajar adalah proses perbuatan seseorang yang membuat orang lain belajar, untuk mengubah seluruh dimensi perilakunya.

    BalasHapus
  28. Oleh :
    Nama : Theresa Runtunuwu
    NIM : 19 507 047
    Prodi\Kelas : Pendidikan Biologi\A

    “GURU YANG DIRINDUKAN”

    “Sebab siswa bukanlah gelas kosong yang harus di isi, namun mereka ada dengan berbagai potensi pengetahuan, bakat dan ketrampilan yang harus diasah”
    - (Rudi Alexander Repi)

    Kehadiran guru di sekolah adalah merupakan tugas panggilan jiwa, yang menuntut kerelaan dari seseorang untuk mengampuh amanat suci guna melakukan proses pengembangan sumberdaya manusia secara intensif dan efisien. Di satu sisi sekolah sebagai lembaga pencetak kepribadian dan penghasil sumber daya manusia yang bermutu, banyak diperhadapkan dengan permasalahan yang sangat krusial, terutama berhadapan dengan keberadaan guru di sekolah.
    Beberapa permasalahan yang dihadapi sekolah berkenaan dengan masalah guru antara lain adalah ;
    1. Kompetensi Guru
    Masalah kompetensi guru sebagai integrasi dari pengetahuan, sikap dan kecakapan rasanya saat ini masih jauh dimiliki oleh guru-guru kita. Pengetahuan yang dimiliki guru tidak cukup mendukung untuk seseorang dikatakan berkompeten. Demikian pula halnya keterampilan tanpa dilandasi pengetahuan khusus bukanlah suatu keahlian. Pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki guru haruslah didukung oleh nilai dan sikap yang mendasari keseluruhanya. Artinya pengetahuan, sikap, dan ketrerampilan adalah satu kesatuan yang saling kait mengkait satu sama lain dan tak terpisahkan.
    Jelaslah bahwa Kompetensi merupakan sesuatu yang bersifat multidimensi, menjadi persyaratan utama yang harus dipenuhi oleh seorang guna memenuhi syarat seorang guru yang disebut kompeten. Dalam hal ini yang dimaksud dengan kompeten adalah untuk guru. Suatu pekerjaan yang profesional ditunjang oleh ilmu tertentu yang mendalam yang diperoleh dari lembaga pendidikan kependidikan yang sesuai sehingga pekerjaannya berdasarkan keilmuan yang dimiliki yang bisa dipertanggungjawabkan. Untuk itu seorang guru perlu mempunyai kemampuan tertentu, suatu kemampuan yang tidak mungkin dimiliki oleh yang bukan seorang guru.

    2. Guru sebagai Pemula
    Guru pemula adalah guru yang baru pertama kali ditugaskan untuk melaksanakan pembelajaran dikelas. Mengingat peranan guru dalam mencapai tujuan pendidikan nasional amat sangat strategis, maka selayaknya seorang guru harus dipersiapkan secara terencana, matang dan berkesinambungan.
    Hambatan utama bagi seorang guru pemula saat datang di sekolah antara lain; budaya sekolah, karakteristik peserta didik, daya adaptasi, penerima sekolah, lingkungan sekolah, serta hambatan psikologis diri dari guru pemula. Pengenalan guru pemula terhadap lingkungan sekolah sangat menentukan kesinambungan karier dan profesionalitas guru pemula tersebut dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagai guru yang diidamkan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. 3. Sense of Belonging
      Sense of belonging, rasa memiliki bagi guru adalah modal strategi yang sangat mengikat bagi guru untuk memberi diri pada pekerjaan profesional yang ditekuninya. Belum membudayanya kebiasaan untuk peka terhadap sesuatu yang dihadapi guna diselesaikan secara bersama pada guru kita. Jadi seseorang baik itu guru atau siswa cenderung akan merespon membantu suatu kegiatan kalau disertai dengan berapa rupiah yang menjadi imbalan dari sesuatu yang dia bantu selesaikan.

      4. Tidak Mengikuti Pendidikan Keguruan
      Banyak lulusan sarjana nonkeguruan yang menjadi guru hanya dengan syarat memiliki AKTA IV, ikut Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) kurang lebih sepuluh hari atau menempuh Pendidikan Profesi Guru PPG selama kurang lebih 2 semester. Dalam hal ini seorang sarjana Biologi dari Universitas atau sekolah Tinggi manapun dapat diangkat menjadi guru biologi di sekolah baik Sekolah menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas/kejuruan (SMA/SMK) asal bersertifikat pendidik (Ikut PPG).

      5. Kurangnya Jiwa Kepemimpinan
      Kurangnya jiwa kepemimpinan dari sebagian besar guru kita menjadi hambatan untuk mencapai tujuan pendidikan. Kepemimpinan yang efektif adalah kepemimpinan yang memiliki sensifitas yang tinggi terhadap permasalahan yang dihadapi, menciptakan dinamika organisasi yang mengundang partisipasi berupa komitmen serta unjuk kerja dalam mewujudkan tujuan.
      Banyak kita temukan kepemimpinan (guru) yang sangat miskin inovasi dan improvisasi, guru diibaratkan sebagai robot yang digerakkan lewat remout kontrol. Padahal sekolah memiliki beraneka program yang ingin diwujudkan, Guru hanya fokus mengejar pencapaian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Masih banyak guru kita yang tidak mau memanfaatkan teknologi dalam proses pembelajaran. Demikian halnya banyak diantara guru kita yang hanya mengajarkan sastra dari ilmu yang dia ajarkan. Tidaklah layak jika pembelajaran IPA terpadu di SMP diajarkan tanpa kegiatan dilaboratorium dengan berbagai prakteknya, atau mengajarkan meteri biologi tanpa melibatkan lingkungan alam sekitar di luar kelas untuk proses belajar mengajarnya.

      Hapus
    2. Disisi lain masih banyak guru yang memandang bahwa “diujung cemetik ada emas” pandangan semacam ini selayaknya haruslah sudah ditinggalkan. Anak didik kita saat ini telah bertumbuh dan berkembang mengikuti zamannya, mereka telah memahami arti berdemokrasi, mereka telah paham mengenai keterbukaan, bebas berpendapat telah menjadi bagian dari keseharian mereka. Yang mereka butuhkan adalah pendampingan guru, mereka butuh panduan dan arahan sebagai sesama sahabat. Guru adalah sahabat anak didik, guru bukan lagi sebagai komandan yang selalu mengajukan perintah. Guru kadang sebagai pemimpin di depan yang memberikan arahan dan petunjuk, Guru kadang sebagai sahabat yang hadir ditengah kesulitan siswa dalam menghadapi proses pembelajarannya, dan Guru ada dibelakang memotivasi siswa untuk meraih cita-citanya.
      Kegiatan belajar dan mengajar di dalam kelas saat ini hanya diketahui oleh guru itu sendiri, proses pembejaran kurang mendapat perhatian dari orang tua dan pemerintah, tolok ukur keberhasilannya hanya terfokus pada hasil Ujian Nasional (UN) atau Ujian Nasional berbasis Komputer (UNBK) semata.
      Tanpa kita sadari proses pembelajaran yang dilakukan guru sangatlah miskin inovasi dan kering improvisasi. Pembelajaran dilakukan dalam satu arah, pembelajaran lebih didominasi oleh ceramah, sementara siswa mendengarkan dengan pasif sambil mengantuk. Guru tidak menginspirasi siswa untuk kreatif dan inovatif. Penyampaian materi tidak menantang siswa untuk berpikir.
      Bahkan sebagian guru ditakuti siswa akibat sikap pribadinya yang otoriter dan jumawa. Menghukum siswa tanpa memperhitungkan aspek psikologi siswa yang sedang tumbuh remaja. Ada sebagian guru yang terbukti tidak menampilkan pribadi pendidik. Masih ada yang memberikan hukuman badan (corporal Punishment) melampaui batas norma kependidikan, banyak dari guru kita mengalami kelainan psikis keguruan yang dikenal sebagai teacher burnout berupa stress dan frustrasi yang ditandai dengan sering murung dan gampang marah (barlow, 1985; Syah (2010).
      Dalam Buku Lesson Study yang diterbitkan oleh JICA (2007) dikatakan bahwa selama ini kita kurang memperhatikan pentingnya proses pembelajaran di ruang kelas, harusnya yang menjadi fokus kita adalah Prosesnya sedangkan hasil tes atau nilai hanyalah dampak dari proses pembelajaran. Proses pembelajaran yang baik seharusnya menghasilkan nilai tes yang baik. Paradigma yang hanya mementingkan hasil tes harus segera diubah menjadi memeperhatikan proses pembelajaran, sementara hasil tes merupakan dampak dari proses pembejaran yang benar.
      Kegiatan mengajar yang dilakukan guru hendaknya tidak berorientasi pada kecakapan berdimensi rana kognitif (ingatan, pengertian, aplikasi, analisis, sintesi dan evaluasi) saja, namun haruslah mengembangkan dimensi-dimensi sikap dan psikomorik peserta didik. Syah (2010) menambahkan bahwa kegiatan mengajar yang dilakukan guru tidak hanya berorientasi pada kecakapan-kecakapan ranah cipta saja tetapi kecakapan yang berdimensi rana rasa dan karsa. Sebab mengajar adalah proses perbuatan seseorang yang membuat orang lain belajar, untuk mengubah seluruh dimensi perilakunya.

      Hapus
  29. Nama : Jessica Tangdilian
    NIM : 19507036
    PRODI : Pendidikan Biologi/A
    Mata Kuliah : Psikologi Belajar/ A
    Semester : 3
    Judul : Menjadi Guru Yang Dirindukan oleh Prof. Dr Rudi Alexander Repi,M.Pd,M.Sc.

    Sebab siswa bukanlah gelas kosong yang harus diisi, namun mereka ada dengan berbagai potensi pengetahuan, bakat dan ketrampilan yang harus diasah.
    (Rudi Alrxander Repi)

    Menjadi Guru adalah panggilan jiwa, bukan sekedar menyibukkan diri diwaktu senggang, bukan pula keterpaksaan dikarenakan sulit lapangan kerja dari bidang keahlian yang dipunyai, namun menjadi guru harus terikat oleh berbagai macam kode etik keharusan, terikat oleh berbagai persayaratan. Sebab siswa atau murid bukanlah gelas kosong yang harus diisi, namun mereka ada dengan berbagai potensi pengetahuan, bakat dan ketrampilan yang harus diasah.
    Kehadiran guru di sekolah adalah merupakan tugas panggilan jiwa, yang menuntut kerelaan dari seseorang untuk mengampuh amanat suci guna melakukan proses pengembangan sumber daya manusia secara intensif dan efisien. Di satu sisi sekolah sebagai lembaga pencetak keperibadian dan penghasil sumber daya manusia yang bermutu, banyak diperhadapkan dengan permasalahan yang sangat krusial, terutama berhadapan dengan keberadaan guru di sekolah. Beberapa permasalahan yang dihadapi sekolah berkenaan dengan masalah guru antara lain adalah;
    Pertama, masalah kompetensi guru sebagai integrasi dari pengetahuan, sikap dan kecakapan rasanya saat ini masih jauh dimiliki oleh guru-guru kita. Kedua, Guru pemula adalah guru yang baru pertama kali ditugaskan untuk melaksanakan pembelajaran dikelas. Mengingat peranan guru dalam mencapai tujuan pendidikan nasional amat sangat strategis, maka selayaknya seorang guru harus dipersiapkan secara terencana, matang dan berkesinambungan. Ketiga, Sense of belonging, rasa memiliki bagi guru adalah modal strategi yang sangat mengikat bagi guru untuk memberi diri pada pekerjaan profesional yang ditekuninya. Keempat, Banyak lulusan sarjana nonkeguruan yang menjadi guru hanya dengan syarat memiliki AKTA IV, ikut Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) kurang lebih sepuluh hari atau menempuh Pendidikan Profesi Guru PPG selama kurang lebih 2 semester. Kelima, Kurangnya jiwa kepemimpinan dari sebagian besar guru kita menjadi hambatan utama untuk mencapai tujuan pendidikan.
    Dalam Buku Lesson Study yang diterbitkan oleh JICA (2007) dikatakan bahwa selama ini kita kurang memperhatikan pentingnya proses pembelajaran di ruang kelas, harusnya yang menjadi fokus kita adalah Prosesnya sedangkan hasil tes atau nilai hanyalah dampak dari proses pembelajaran. Proses pembelajaran yang baik seharusnya menghasilkan nilai tes yang baik. Paradigma yang hanya mementingkan hasil tes harus segera diubah menjadi memeperhatikan proses pembelajaran, sementara hasil tes merupakan dampak dari proses pembejaran yang benar.

    BalasHapus
  30. Kegiatan mengajar yang dilakukan guru hendaknya tidak berorientasi pada kecakapan berdimensi rana kognitif (ingatan, pengertian, aplikasi, analisis, sintesi dan evaluasi) saja, namun haruslah mengembangkan dimensi-dimensi sikap dan psikomorik peserta didik. Syah (2010) menambahkan bahwa kegiatan mengajar yang dilakukan guru tidak hanya berorientasi pada kecakapan-kecakapan ranah cipta saja tetapi kecakapan yang berdimensi rana rasa dan karsa. Sebab mengajar adalah proses perbuatan seseorang yang membuat orang lain belajar, untuk mengubah seluruh dimensi perilakunya.
    Profesi guru berada di posisi terdepan dalam mendidik generasi masa depan. Bentuk kompetensi dan karakter masyarakat di masa depan, merupakan hasil guru mendidik di masa sekarang. , sosok guru dituntut memiliki kompetensi profesional, pedagogik, sosial, dan kepribadian. Selain kompetensi tersebut, sebenarnya ada satu hal penting dan sarat makna, namun seringkali terlupa oleh guru.
    Dalam menjalankan peran guru sebagai pendidik dan pengajar maka hal yang harus dimiliki oleh seorang guru adalah pertama harus menjadi contoh tauladan bagi peserta didik, karena apa yang dilakukan guru akan menjadi tiruan bagi peserta didik. Kedua adalah guru harus mampu membentuk nilai untuk peserta didik apalagi saat ini dunia serba terhubung dengan globalisasi maka antara negara hanya di batasi oleh peraturan internasional dan aturan negara namun komunikasi, perubahan budaya lewat film, media sosial dan teknologi informasi lainnya tidak mampu dibatasi dan pengaruh globalisasi secara sosial akan mempengaruhi sikap masyarakat kearah yang negatif dari pengaruh budaya luar yang tidak sesuai dengan adat ketimuran. maka perlu peran guru dalam membentuk karakter dan kepribadian yang baik serta nilai-nilai kebangsaan yang harus dipertahankan dalam menghadapi globalisasi.
    Ketiga adalah guru yang berwawasan, makna guru yang berwawasan adalah yang memiliki kemampuan menguasai teknologi, mengasah dan mengupdate semua perkembangan ilmu, tidak ketinggalan informasi dan selalu menyesuiakan diri dengan perkembangan zaman. Sehingga murid yang dihasilkan akan siap menghadapi realita kehidupan didunia nyata.
    Keempat guru harus memiliki jiwa yang ikhlas, makna ikhlas adalah memberi sebanyak-banyaknya namun tidak meminta balasan. Maknanya adalah harus rela mengabdi walaupun imbalannya sedikit atau harus rela memberikan ilmu pengetahuan sebanyak-banyaknya kepada perserta didik walaupun imbalan kecil.

    Terimakasih

    BalasHapus
  31. Rangkuman: Menjadi Guru yang Dirindukan

    Nama: Chealsie Bernadeth Runtuwene
    NIM:19507026
    Prodi: Pendidikan Biologi

    Menjadi guru adalah panggilan jiwa, sebab menjadi guru harus terikat oleh berbagai macam kode etik keharusan, terikat oleh berbagai persayaratan. Sebab siswa atau murid bukanlah gelas kosong yang harus diisi, namun mereka ada dengan berbagai potensi pengetahuan, bakat dan ketrampilan yang harus diasah.
    Beberapa permasalahan yang dihadapi sekolah berkenaan dengan masalah guru antara lain adalah; Pertama, masalah kompetensi guru sebagai integrasi dari pengetahuan, sikap dan kecakapan rasanya saat ini masih jauh dimiliki oleh guru-guru kita. Kedua, Guru pemula adalah guru yang baru pertama kali ditugaskan untuk melaksanakan pembelajaran dikelas. Ketiga, Sense of belonging, rasa memiliki bagi guru adalah modal strategi yang sangat mengikat bagi guru untuk memberi diri pada pekerjaan profesional yang ditekuninya. Keempat, Banyak lulusan sarjana nonkeguruan yang menjadi guru hanya dengan syarat memiliki AKTA IV, ikut Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) kurang lebih sepuluh hari atau menempuh Pendidikan Profesi Guru PPG selama kurang lebih 2 semester. Kelima, Kurangnya jiwa kepemimpinan dari sebagian besar guru kita menjadi hambatan utama untuk mencapai tujuan pendidikan.
    Anak didik kita saat ini telah bertumbuh dan berkembang mengikuti zamannya, mereka telah memahami arti berdemokrasi, mereka telah paham mengenai keterbukaan, bebas berpendapat telah menjadi bagian dari keseharian mereka. Yang mereka butuhkan adalah pendampingan guru, mereka butuh panduan dan arahan sebagai sesama sahabat. Menghukum siswa secara berlebihan tanpa memperhitungkan aspek psikologinya adalah sikap yang tidak mencerminkan pribadi pendidik sebagai pendidik.
    Paradigma yang hanya mementingkan hasil tes harus segera diubah menjadi memeperhatikan proses pembelajaran, sementara hasil tes merupakan dampak dari proses pembejaran yang benar.
    Kegiatan mengajar yang dilakukan guru hendaknya tidak berorientasi pada kecakapan berdimensi rana kognitif (ingatan, pengertian, aplikasi, analisis, sintesi dan evaluasi) saja, namun haruslah mengembangkan dimensi-dimensi sikap dan psikomorik peserta didik.

    BalasHapus
  32. Nama: Felly Tia Anggrionesari
    NIM:19507068
    Tugas: Membuat rangkuman tentang "Menjadi Guru yang Dirindukan"
    MK: PSIKOLOGI BELAJAR A

    "Menjadi Guru yang Dirindukan"

    Menjadi seorang guru adalah sebuah panggilan jiwa bukan hanya sekedar menyibukkan diri di waktu senggang dan buka pula karena paksaan. Kehadiran guru di sekolah merupakan tugas panggilan jiwa yang menuntut kerelaan dalam melakukan proses pengembangan sumber daya manusia.

    Banyak permasalahan yang dihadapi sekolah berkenaan dengan guru, yakni:
    1. Kompetensi guru. Pengetahuan tidaklah lengkap jika tanpa adanya keterampilan karena itu guru perlu melakukan tugasnya bukan hanya pengetahuan dan keterampilan tetapi didasari oleh nilai dan sikap.
    2. Guru pemula. Pengenalan guru pemula terhadap lingkungan sekolah sangat menentukan karier dan profesionalitas dalam melaksanakan tugas.
    3. Sense of belonging, rasa memiliki adalah modal strategi untuk memberi diri pada pekerjaan yang ditekuni.
    4. Kyrangnya jiwa kepemimpinan. Untuk menjadi guru yang dirindukan, jiwa kepemimpinan haris nyata dalam diri karena kepemimpinan punya makna tersendiri

    Menjadi guru yang dirindukan harus berkompeten, punya jiwa kepemimpinan, dan juga menjadi sahabat siswa dengan melaksanakan semboyan yakni "ing ngarso sung tulodo" yang artinya guru sebagai pemimpin di depan yang memberikan arahan dan petunjuk, "ing madyo mangun karso" yang artinya guru sebagai sahabat yang hafir di tengah kesulitan siswa dalam pembelajaran, dan "Tut wuri Handayani" yang artinya guru ada di belakang memotivasi siswa untuk meraih cita-citanya.

    Proses pembelajaran tidak hanya berdimensi rana kognitif, aplikasi, analisis,namun perlu mengembangkan dimensi sikap dan psikomotorik siswa. Sebab mengajar adalah proses perbuatan seseorang yang membuat orang lain belajar untuk mengubah seluruh dimensi perilakunya.

    BalasHapus
  33. Nama : Ilham Saputra Butar-butar
    Nim : 19507035
    Prodi/ Kelas : Pendidikan Biologi/ A
    Makul : Psikologi Belajar

    MENJADI GURU YANG DIRINDUKAN
    Panggilan Jiwa, Belahan Jiwa
    Oleh : Prof. Dr Rudi Alexander Repi,M.Pd,M.Sc.
    Adapun ringkasan yang saya ambil dari Tulisan “Menjadi Guru yang Dirindukan” yaitu bahwa Menjadi Guru adalah panggilan jiwa, bukan sekedar menyibukkan diri diwaktu senggang, bukan pula keterpaksaan dikarenakan sulit lapangan kerja dari bidang keahlian yang dipunyai, namun menjadi guru harus terikat oleh berbagai macam kode etik keharusan, terikat oleh berbagai persayaratan. Sebab siswa atau murid bukanlah gelas kosong yang harus diisi, namun mereka ada dengan berbagai potensi pengetahuan, bakat dan ketrampilan yang harus diasah.
    Beberapa permasalahan yang dihadapi sekolah berkenaan dengan masalah guru antara lain adalah;
    1. Masalah kompetensi guru sebagai integrasi dari pengetahuan, sikap dan kecakapan rasanya saat ini masih jauh dimiliki oleh guru-guru kita
    2. Guru pemula adalah guru yang baru pertama kali ditugaskan untuk melaksanakan pembelajaran dikelas. Hambatan utama bagi seorang guru pemula saat datang di sekolah antara lain; budaya sekolah, karakteristik peserta didik, daya adaptasi, penerima sekolah, lingkungan sekolah, serta hambatan psikologis diri guru pemula.
    3. Sense of belonging, rasa memiliki bagi guru adalah modal strategi yang sangat mengikat bagi guru untuk memberi diri pada pekerjaan profesional yang ditekuninya. Belum membudayanya kebiasaan untuk peka terhadap sesuatu yang dihadapi guna diselesaikan secara bersama pada guru kita.
    4. Banyak lulusan sarjana nonkeguruan yang menjadi guru hanya dengan syarat memiliki AKTA IV, ikut Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) kurang lebih sepuluh hari atau menempuh Pendidikan Profesi Guru PPG selama kurang lebih 2 semester.
    5. Kurangnya jiwa kepemimpinan dari sebagian besar guru kita menjadi hambatan utama untuk mencapai tujuan pendidikan. Kepemimpinan yang efektif adalah kepemimpinan yang memiliki sensifitas yang tinggi terhadap permasalahan yang dihadapi, menciptakan dinamika organisasi yang mengundang partisipasi berupa komitmen serta unjuk kerja dalam mewujudkan tujuan.
    Disisi lain masih banyak guru yang memandang bahwa “diujung cemetik ada emas” pandangan semacam ini selayaknya haruslah sudah ditinggalkan. Anak didik kita saat ini telah bertumbuh dan berkembang mengikuti zamannya, mereka telah memahami arti berdemokrasi, mereka telah paham mengenai keterbukaan, bebas berpendapat telah menjadi bagian dari keseharian mereka. Yang mereka butuhkan adalah pendampingan guru, mereka butuh panduan dan arahan sebagai sesama sahabat. Guru adalah sahabat anak didik, guru bukan lagi sebagai komandan yang selalu mengajukan perintah. Guru kadang sebagai pemimpin di depan yang memberikan arahan dan petunjuk, Guru kadang sebagai sahabat yang hadir ditengah kesulitan siswa dalam menghadapi proses pembelajarannya, dan Guru ada dibelakang memotivasi siswa untuk meraih cita-citanya.
    Kegiatan mengajar yang dilakukan guru hendaknya tidak berorientasi pada kecakapan berdimensi rana kognitif (ingatan, pengertian, aplikasi, analisis, sintesi dan evaluasi) saja, namun haruslah mengembangkan dimensi-dimensi sikap dan psikomorik peserta didik. Syah (2010) menambahkan bahwa kegiatan mengajar yang dilakukan guru tidak hanya berorientasi pada kecakapan-kecakapan ranah cipta saja tetapi kecakapan yang berdimensi rana rasa dan karsa. Sebab mengajar adalah proses perbuatan seseorang yang membuat orang lain belajar, untuk mengubah seluruh dimensi perilakunya.

    Terima kasih Prof, Tulisanya ini sangat mengisnpirasi.

    BalasHapus
  34. Nama: Ivana Ruth Christy Silangen
    Nim: 19507055
    Tugas Mata Kuliah: Psikologi Belajar
    Ringkasan dan Pesan penting dari artikel "Guru yang dirindukan" Oleh Prof . R.A Repi, M.Sc

    Guru sebagai agen pembelajaran adalah Innovator dan improvitator bagi anak didik (Rudi Alexander Repi)
    Menjadi Guru adalah panggilan jiwa, bukan sekedar menyibukkan diri diwaktu senggang, bukan pula keterpaksaan dikarenakan sulit lapangan kerja dari bidang keahlian yang dipunyai, namun menjadi guru harus terikat oleh berbagai macam kode etik keharusan, terikat oleh berbagai persayaratan. Sebab siswa atau murid bukanlah gelas kosong yang harus diisi, namun mereka ada dengan berbagai potensi pengetahuan, bakat dan ketrampilan yang harus diasah.
    Kehadiran guru di sekolah adalah merupakan tugas panggilan jiwa, yang menuntut kerelaan dari seseorang untuk mengampuh amanat suci guna melakukan proses pengembangan sumberdaya manusia secara intensif dan efisien. Di satu sisi sekolah sebagai lembaga pencetak keperibadian dan penghasil sumber daya manusia yang bermutu, banyak diperhadapkan dengan permasalahan yang sangat krusial, terutama berhadapan dengan keberadaan guru di sekolah. Beberapa permasalahan yang dihadapi sekolah berkenaan dengan masalah guru antara lain adalah;
    Pertama, masalah kompetensi guru sebagai integrasi dari pengetahuan, sikap dan kecakapan rasanya saat ini masih jauh dimiliki oleh guru-guru kita. Pengetahuan yang dimiliki guru tidak cukup mendukung untuk seseorang dikatakan berkompeten.
    Kedua, Guru pemula adalah guru yang baru pertama kali ditugaskan untuk melaksanakan pembelajaran dikelas. Mengingat peranan guru dalam mencapai tujuan pendidikan nasional amat sangat strategis, maka selayaknya seorang guru harus dipersiapkan secara terencana, matang dan berkesinambungan.
    Ketiga, Sense of belonging, rasa memiliki bagi guru adalah modal strategi yang sangat mengikat bagi guru untuk memberi diri pada pekerjaan profesional yang ditekuninya. Belum membudayanya kebiasaan untuk peka terhadap sesuatu yang dihadapi guna diselesaikan secara bersama pada guru kita.
    Keempat, Banyak lulusan sarjana nonkeguruan yang menjadi guru hanya dengan syarat memiliki AKTA IV, ikut Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) kurang lebih sepuluh hari atau menempuh Pendidikan Profesi Guru PPG selama kurang lebih 2 semester.
    Kelima, Kurangnya jiwa kepemimpinan dari sebagian besar guru kita menjadi hambatan utama untuk mencapai tujuan pendidikan.
    Tanpa kita sadari proses pembelajaran yang dilakukan guru sangatlah miskin inovasi dan kering improvisasi. Pembelajaran dilakukan dalam satu arah, pembelajaran lebih didominasi oleh ceramah, sementara siswa mendengarkan dengan pasif sambil mengantuk. Guru tidak menginspirasi siswa untuk kreatif dan inovatif. Penyampaian materi tidak menantang siswa untuk berpikir

    Terimakasih prof.

    BalasHapus
  35. Nama :Euprasia Galla'
    Nim :19507062

    Guru yang di rindukan
    Menjadi Guru adalah panggilan jiwa, bukan sekedar menyibukkan diri diwaktu senggang, bukan pula keterpaksaan dikarenakan sulit lapangan kerja dari bidang keahlian yang dipunyai, namun menjadi guru harus terikat oleh berbagai macam kode etik keharusan, terikat oleh berbagai persayaratan. Sebab siswa atau murid bukanlah gelas kosong yang harus diisi, namun mereka ada dengan berbagai potensi pengetahuan, bakat dan ketrampilan yang harus diasah.
    Kehadiran guru di sekolah adalah merupakan tugas panggilan jiwa, yang menuntut kerelaan dari seseorang untuk mengampuh amanat suci guna melakukan proses pengembangan sumberdaya manusia secara intensif dan efisien. Di satu sisi sekolah sebagai lembaga pencetak keperibadian dan penghasil sumber daya manusia yang bermutu, banyak diperhadapkan dengan permasalahan yang sangat krusial, terutama berhadapan dengan keberadaan guru di sekolah.

    BalasHapus
  36. Nama : Melinda Gabriela Lengkong
    NIM : 19507066
    Mata Kuliah : PSIKOLOGI BELAJAR (semester 3)
    Topik : Menjadi Guru Yang Dirindukan oleh Prof. Dr Rudi Alexander Repi,M.Pd,M.Sc.

    PANGGILAN JIWA,
    BELAHAN JIWA
    Sebab siswa bukanlah gelas kosong yang harus diisi, namun mereka ada dengan berbagaipotensi pengetahuan, bakat dan ketrampilan yang harus diasah.(Rudi Alexander Repi)

    Menjadi Guru adalah panggilan jiwa.
    Kehadiran guru di sekolah adalah merupakan tugas panggilan jiwa, yang menuntut kerelaan dari seseorang untuk mengampuh amanat suci guna melakukan proses pengembangan sumberdaya manusia secara intensif dan efisien. Beberapa permasalahan yang dihadapi sekolah berkenaan dengan masalah guru antara lain adalah;
    Pertama, masalah kompetensi guru sebagai integrasi dari pengetahuan, sikap dan kecakapan rasanya saat ini masih jauh dimiliki oleh guru-guru kita. Kedua, Guru pemula adalah guru yang baru pertama kali ditugaskan untuk melaksanakan pembelajaran dikelas. Mengingat peranan guru dalam mencapai tujuan pendidikan nasional amat sangat strategis, maka selayaknya seorang guru harus dipersiapkan secara terencana, matang dan berkesinambungan. Ketiga, Sense of belonging, rasa memiliki bagi guru adalah modal strategi yang sangat mengikat bagi guru untuk memberi diri pada pekerjaan profesional yang ditekuninya. Keempat, Banyak lulusan sarjana nonkeguruan yang menjadi guru hanya dengan syarat memiliki AKTA IV, ikut Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) kurang lebih sepuluh hari atau menempuh Pendidikan Profesi Guru PPG selama kurang lebih 2 semester. Kelima, Kurangnya jiwa kepemimpinan dari sebagian besar guru kita menjadi hambatan utama untuk mencapai tujuan pendidikan.
    Banyak kita temukan kepemimpinan (guru) yang sangat miskin inovasi dan improvisasi, guru diibaratkan sebagai robot yang digerakkan lewat remout kontrol.
    Disisi lain masih banyak guru yang memandang bahwa “diujung cemetik ada emas” pandangan semacam ini selayaknya haruslah sudah ditinggalkan. Anak didik kita saat ini telah bertumbuh dan berkembang mengikuti zamannya, mereka telah memahami arti berdemokrasi, mereka telah paham mengenai keterbukaan, bebas berpendapat telah menjadi bagian dari keseharian mereka.
    Tanpa kita sadari proses pembelajaran yang dilakukan guru sangatlah miskin inovasi dan kering improvisasi.. Guru tidak menginspirasi siswa untuk kreatif dan inovatif. Penyampaian materi tidak menantang siswa untuk berpikir.
    Bahkan sebagian guru ditakuti siswa akibat sikap pribadinya yang otoriter dan jumawa. Menghukum siswa tanpa memperhitungkan aspek psikologi siswa yang sedang tumbuh remaja. Dalam Buku Lesson Study yang diterbitkan oleh JICA (2007) dikatakan bahwa selama ini kita kurang memperhatikan pentingnya proses pembelajaran di ruang kelas, harusnya yang menjadi fokus kita adalah Prosesnya sedangkan hasil tes atau nilai hanyalah dampak dari proses pembelajaran. Kegiatan mengajar yang dilakukan guru hendaknya tidak berorientasi pada kecakapan berdimensi rana kognitif (ingatan, pengertian, aplikasi, analisis, sintesi dan evaluasi) saja, namun haruslah mengembangkan dimensi-dimensi sikap dan psikomorik peserta didik. Sebab mengajar adalah proses perbuatan seseorang yang membuat orang lain belajar, untuk mengubah seluruh dimensi perilakunya.

    Terima Kasih Prof, sangat menginspirasi.

    BalasHapus
  37. Nama : Cintia Anjelina Br Sembiring
    Nim : 19507046
    Prodi : Pendidikan Biologi
    MK : Psikologi A
    TUGAS Membuat Rangkuman Guru yang Dirindukan

    Sebab siswa bukanlah gelas kosong yang harus diisi, namun mereka ada dengan berbagai potensi pengetahuan, bakat dan ketrampilan yang harus diasah.(Rudi Alrxander Repi)
    Menjadi Guru adalah panggilan jiwa, bukan sekedar menyibukkan diri diwaktu senggang, bukan pula keterpaksaan dikarenakan sulit lapangan kerja dari bidang keahlian yang dipunyai, namun menjadi guru harus terikat oleh berbagai macam kode etik keharusan, terikat oleh berbagai persayaratan. Sebab siswa atau murid bukanlah gelas kosong yang harus diisi, namun mereka ada dengan berbagai potensi pengetahuan, bakat dan ketrampilan yang harus diasah.
    Kehadiran guru di sekolah adalah merupakan tugas panggilan jiwa, yang menuntut kerelaan dari seseorang untuk mengampuh amanat suci guna melakukan proses pengembangan sumberdaya manusia secara intensif dan efisien.

    Permasalahan yang dihadapi sekolah berkenaan dengan masalah guru antara lain adalah;
    Pertama, masalah kompetensi guru sebagai integrasi dari pengetahuan, sikap dan kecakapan rasanya saat ini masih jauh dimiliki oleh guru-guru kita. Pengetahuan yang dimiliki guru tidak cukup mendukung untuk seseorang dikatakan berkompeten. Demikian pula halnya keterampilan tanpa dilandasi pengetahuan khusus bukanlah suatu keahlian.
    Kedua, Guru pemula adalah guru yang baru pertama kali ditugaskan untuk melaksanakan pembelajaran dikelas.
    Ketiga, Sense of belonging, rasa memiliki bagi guru adalah modal strategi yang sangat mengikat bagi guru untuk memberi diri pada pekerjaan profesional yang ditekuninya. Belum membudayanya kebiasaan untuk peka terhadap sesuatu yang dihadapi guna diselesaikan secara bersama pada guru kita. Jadi Seseorang baik itu guru atau siswa cenderung akan merespon membantu suatu kegiatan kalau disertai dengan berapa rupiah yang menjadi imbalan dari sesuatu yang dia bantu selesaikan.
    Keempat, Banyak lulusan sarjana nonkeguruan yang menjadi guru hanya dengan syarat memiliki AKTA IV, ikut Pendidikan dan Latihan Profesi Guru kurang lebih sepuluh hari atau menempuh Pendidikan Profesi Guru PPG selama kurang lebih 2 semester. Dalam hal ini seorang sarja Biologi dari Universitas atau sekolah Tinggi manapun dapat diangkat menjadi guru biologi di sekolah baik Sekolah menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas/kejuruan asal bersertifikat pendidik .
    Kelima, Kurangnya jiwa kepemimpinan dari sebagian besar guru kita menjadi hambatan utama untuk mencapai tujuan pendidikan. Kepemimpinan yang efektif adalah kepemimpinan yang memiliki sensifitas yang tinggi terhadap permasalahan yang dihadapi, menciptakan dinamika organisasi yang mengundang partisipasi berupa komitmen serta unjuk kerja dalam mewujudkan tujuan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Disisi lain masih banyak guru yang memandang bahwa “diujung cemetik ada emas” pandangan semacam ini selayaknya haruslah sudah ditinggalkan. Anak didik kita saat ini telah bertumbuh dan berkembang mengikuti zamannya, mereka telah memahami arti berdemokrasi, mereka telah paham mengenai keterbukaan, bebas berpendapat telah menjadi bagian dari keseharian mereka.Yang mereka butuhkan adalah pendampingan guru, mereka butuh panduan dan arahan sebagai sesama sahabat. Guru adalah sahabat anak didik, guru bukan lagi sebagai komandan yang selalu mengajukan perintah.
      Guru kadang sebagai pemimpin di depan yang memberikan arahan dan petunjuk, Guru kadang sebagai sahabat yang hadir ditengah kesulitan siswa dalam menghadapi proses pembelajarannya, dan Guru ada dibelakang memotivasi siswa untuk meraih cita-citanya.
      Kegiatan belajar dan mengajar di dalam kelas saat ini hanya diketahui oleh guru itu sendiri, proses pembejaran kurang mendapat perhatian dari orang tua dan pemerintah, tolok ukur keberhasilannya hanya terfokus pada hasil Ujian Nasional atau Ujian Nasional berbasis Komputer semata.
      Tanpa kita sadari proses pembelajaran yang dilakukan guru sangatlah miskin inovasi dan kering improvisasi. Pembelajaran dilakukan dalam satu arah, pembelajaran lebih didominasi oleh ceramah, sementara siswa mendengarkan dengan pasif sambil mengantuk. Guru tidak menginspirasi siswa untuk kreatif dan inovatif. Penyampaian materi tidak menantang siswa untuk berpikir.
      Bahkan sebagian guru ditakuti siswa akibat sikap pribadinya yang otoriter dan jumawa. Menghukum siswa tanpa memperhitungkan aspek psikologi siswa yang sedang tumbuh remaja. Ada sebagian guru yang terbukti tidak menampilkan pribadi pendidik.
      Terimakasih Prof, sangat menginspirasi.

      Hapus
  38. Nama : Gita P. Ginting
    NIM : 19507033
    Semester : 3 (tiga)
    Mata kuliah : Psikologi Belajar
    Tugas Membuat Rangkuman "Guru yang Dirindukan"

    GURU YANG DIRINDUKAN

    MENJADI GURU YANG DIRINDUKAN
    Guru sebagai agen pembelajaran adalah Innovator dan improvitator bagi anak didik (Rudi Alexander Repi)
    PANGGILAN JIWA,BELAHAN JIWA
    Sebab siswa bukanlah gelas kosong yang harus diisi, namun mereka ada dengan berbagai potensi pengetahuan, bakat dan ketrampilan yang harus diasah.(Rudi Alrxander Repi)
    Menjadi Guru adalah panggilan jiwa, bukan sekedar menyibukkan diri diwaktu senggang, bukan pula keterpaksaan dikarenakan sulit lapangan kerja dari bidang keahlian yang dipunyai, namun menjadi guru harus terikat oleh berbagai macam kode etik keharusan, terikat oleh berbagai persayaratan. Sebab siswa atau murid bukanlah gelas kosong yang harus diisi, namun mereka ada dengan berbagai potensi pengetahuan, bakat dan ketrampilan yang harus diasah.
    Kehadiran guru di sekolah adalah merupakan tugas panggilan jiwa, yang menuntut kerelaan dari seseorang untuk mengampuh amanat suci guna melakukan proses pengembangan sumberdaya manusia secara intensif dan efisien.
    Beberapa permasalahan yang dihadapi sekolah berkenaan dengan masalah guru antara lain adalah;
    Pertama, masalah kompetensi guru sebagai integrasi dari pengetahuan, sikap dan kecakapan rasanya saat ini masih jauh dimiliki oleh guru-guru kita. artinya Pengetahuan sikap dan ketrerampilan adalah satu kesatuan yang saling kait mengkait satu sama lain dan tak terpisahkan.
    Kedua, Guru pemula adalah guru yang baru pertama kali ditugaskan untuk melaksanakan pembelajaran dikelas.
    Ketiga, Sense of belonging, rasa memiliki bagi guru adalah modal strategi yang sangat mengikat bagi guru untuk memberi diri pada pekerjaan profesional yang ditekuninya.
    Keempat, Banyak lulusan sarjana nonkeguruan yang menjadi guru hanya dengan syarat memiliki AKTA IV, ikut Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) kurang lebih sepuluh hari atau menempuh Pendidikan Profesi Guru PPG selama kurang lebih 2 semester.
    Kelima, Kurangnya jiwa kepemimpinan dari sebagian besar guru kita menjadi hambatan utama untuk mencapai tujuan pendidikan.
    Banyak kita temukan kepemimpinan (guru) yang sangat miskin inovasi dan improvisasi, guru diibaratkan sebagai robot yang digerakkan lewat remout kontrol. Padahal sekolah memiliki beraneka program yang ingin diwujudkan, Guru hanya fokus mengejar pencapaian Kriteria ketuntasan Minimal (KKM). Masih banyak guru kita yang tidak mau memanfaatkan teknologi dalam proses pembelajaran. Demikian halnya banyak diantara guru kita yang hanya mengajarkan sastra dari ilmu yang dia ajarkan. Tidaklah layak jika pembelajaran IPA terpadu di SMP diajarkan tanpa kegiatan dilaboratorium dengan berbagai prakteknya, atau mengajarkan meteri biologi tanpa melibatkan lingkungan alam sekitar di luar kelas untuk proses belajar mengajarnya.
    Kegiatan belajar dan mengajar di dalam kelas saat ini hanya diketahui oleh guru itu sendiri, proses pembejaran kurang mendapat perhatian dari orang tua dan pemerintah, tolok ukur keberhasilannya hanya terfokus pada hasil Ujian Nasional (UN) atau Ujian Nasional berbasis Komputer (UNBK) semata.
    Bahkan sebagian guru ditakuti siswa akibat sikap pribadinya yang otoriter dan jumawa. Menghukum siswa tanpa memperhitungkan aspek psikologi siswa yang sedang tumbuh remaja. Ada sebagian guru yang terbukti tidak menampilkan pribadi pendidik. Masih ada yang memberikan hukuman badan (corporal Punishment) melampaui batas norma kependidikan, banyak dari guru kita mengalami kelainan psikis keguruan yang dikenal sebagai teacher burnout berupa stress dan frustrasi yang ditandai dengan sering murung dan gampang marah (barlow, 1985; Syah (2010).

    BalasHapus
  39. Dalam Buku Lesson Study yang diterbitkan oleh JICA (2007) dikatakan bahwa selama ini kita kurang memperhatikan pentingnya proses pembelajaran di ruang kelas, harusnya yang menjadi fokus kita adalah Prosesnya sedangkan hasil tes atau nilai hanyalah dampak dari proses pembelajaran. Proses pembelajaran yang baik seharusnya menghasilkan nilai tes yang baik.
    Kegiatan mengajar yang dilakukan guru hendaknya tidak berorientasi pada kecakapan berdimensi rana kognitif (ingatan, pengertian, aplikasi, analisis, sintesi dan evaluasi) saja, namun haruslah mengembangkan dimensi-dimensi sikap dan psikomorik peserta didik. Syah (2010) menambahkan bahwa kegiatan mengajar yang dilakukan guru tidak hanya berorientasi pada kecakapan-kecakapan ranah cipta saja tetapi kecakapan yang berdimensi rana rasa dan karsa. Sebab mengajar adalah proses perbuatan seseorang yang membuat orang lain belajar, untuk mengubah seluruh dimensi perilakunya.
    Terimakasih prof��

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

UJIAN Tengah Semester PBuPB

UJIAN AKHIR PROGRAM SEMESTER

SILABUS MK EVOLUSI